Rakyat Mamberamo Tengah Suarakan Penolakan Terhadap OPM Lewat Petisi Damai

3 hours ago 2

PAPUA - Suara penolakan terhadap kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menggema, kali ini datang dari masyarakat Kabupaten Mamberamo Tengah, yang secara kolektif menyatakan sikap tegas: menolak keberadaan dan aksi kekerasan OPM di wilayah mereka.

Melalui sebuah petisi damai, warga menyampaikan bahwa mereka tidak ingin lagi hidup dalam ketakutan akibat aksi-aksi brutal yang selama ini menghambat pembangunan dan mengganggu ketenteraman.

“Kami sudah cukup menderita akibat ulah mereka. Masyarakat ingin damai, ingin sekolah, ingin rumah sakit, ingin jalan yang layak. Tapi semua ini terhambat karena kekerasan yang mereka lakukan atas nama perjuangan, ” tegas Siribi Soklayo, warga Mamberamo Tengah, Senin (4/8/2025).

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata di wilayah pegunungan Papua, termasuk pembakaran fasilitas pendidikan, pengusiran tenaga medis, hingga intimidasi terhadap guru dan warga, telah menciptakan trauma berkepanjangan. Warga menilai tindakan tersebut bukanlah bagian dari perjuangan, melainkan aksi kriminal yang merugikan masyarakat sendiri.

Petisi yang telah ditandatangani oleh ratusan warga itu telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan lembaga keagamaan sebagai bentuk aspirasi kolektif masyarakat. Mereka berharap agar suara ini dapat diteruskan hingga ke pemerintah pusat sebagai pertimbangan dalam menetapkan langkah strategis keamanan di wilayah Papua Pegunungan.

Tokoh masyarakat setempat, Ilanus Elabi, menegaskan bahwa petisi ini merupakan bentuk kebebasan berpikir rakyat Papua yang ingin menentukan masa depan mereka tanpa kekerasan.

“Jangan lagi ada yang mengatasnamakan rakyat Papua untuk bertindak kasar. Yang benar-benar mencintai Papua tidak akan menyakiti warganya sendiri, ” ujarnya.

Melalui gerakan damai ini, masyarakat Mamberamo Tengah berharap agar suara mereka tidak diabaikan, dan bisa menjadi titik balik untuk membangun Papua yang aman, damai, dan sejahtera. Mereka ingin hidup normal menyekolahkan anak-anak, mengakses layanan kesehatan, dan menikmati hasil pembangunan tanpa bayang-bayang teror dari kelompok yang mengklaim membela, tapi justru menyakiti. (Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |