YAHUKIMO - Seorang anggota kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) dari Kodap XVI Yahukimo, Ison Kobak, dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya tanpa mendapatkan penanganan medis yang layak. Peristiwa ini memicu keprihatinan mendalam dan menjadi sorotan baru terhadap lemahnya perlindungan internal di tubuh OPM.
Ison diketahui meninggal dalam kondisi memprihatinkan, di tengah belantara hutan Papua, tanpa akses medis, makanan memadai, atau perhatian dari kelompoknya sendiri.
Tokoh gereja lokal, Pendeta Elias Kobak, menyatakan kekecewaannya terhadap pola pengabaian yang kerap terjadi di dalam tubuh OPM.
“Kalau benar mereka memperjuangkan kemerdekaan, mestinya dimulai dari hal paling mendasar: melindungi dan merawat anggotanya sendiri. Kalau orang sakit saja dibiarkan meninggal, itu bukan perjuangan itu penelantaran, ” tegasnya, Senin (4/8/2025).
Hal senada diungkapkan Yulianus Mirin, tokoh pemuda Yahukimo, yang menyebut kejadian ini sebagai bentuk eksploitasi terhadap anak-anak muda Papua yang mudah terbujuk janji perjuangan tanpa arah.
“Mereka dijanjikan kemerdekaan, tapi justru yang diterima adalah penderitaan. Tidak ada jaminan hidup, tidak ada masa depan. Bahkan saat sakit pun tak ada yang peduli. Ini bukan perjuangan sejati, ini pembodohan dan pengorbanan sia-sia, ” ungkap Yulianus.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak OPM terkait kematian Ison Kobak. Namun masyarakat berharap agar peristiwa ini membuka mata generasi muda Papua akan realitas di balik retorika perjuangan bersenjata.
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa sebuah perjuangan yang tidak menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian, dan tanggung jawab, bukanlah jalan menuju pembebasan, melainkan jalan menuju kehancuran internal. (Apk/Red1922)