JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memberikan sinyal kuat kepada seluruh siswa SMA/sederajat: mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada tahun 2025 adalah langkah strategis yang akan membuka lebar pintu menuju Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ini bukan sekadar saran, melainkan sebuah pengingat penting bagi masa depan pendidikan para pelajar.
TKA, menurut Mu'ti, akan menjadi salah satu pilar utama dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk penerimaan mahasiswa baru di PTN. Tanpa bekal nilai TKA, kesempatan untuk bersaing melalui jalur tanpa tes akan tertutup.
"Kalau tidak ikut tes kemampuan akademik, tidak bisa kuliah melalui jalur yang tanpa tes, " tegas Mu'ti, mengutip pernyataan dari Antara pada Selasa (9/9/2025).
Ia melanjutkan, dengan mengikuti TKA dan meraih hasil yang memuaskan, peluang untuk menempuh pendidikan tinggi di PTN akan semakin besar. Ini adalah kesempatan emas bagi siswa yang bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Lebih dari itu, TKA tidak hanya relevan untuk seleksi di dalam negeri. Mu'ti juga menekankan bahwa nilai TKA dapat menjadi amunisi berharga bagi siswa yang berencana melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negeri, terutama bagi mereka yang mensyaratkan adanya nilai individu yang terstandar.
Koordinasi intensif telah dilakukan oleh Kemendikdasmen dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) serta Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) terkait integrasi nilai TKA dalam proses seleksi jalur prestasi.
"Sudah ada pembicaraan dengan Kemendikti Saintek, bahkan justru yang usul ini dulu adalah para pimpinan di forum rektor dan majelis rektor karena mereka mengalami masalah ketika input ke perguruan tinggi itu secara akademik jauh dari yang mereka harapkan, " ungkap Mu'ti, menyoroti inisiatif datang dari para pimpinan perguruan tinggi sendiri yang melihat kebutuhan mendesak akan standar akademik yang lebih baik.
Sebelumnya, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, juga telah menyuarakan pandangan serupa. Ia secara gamblang menyarankan siswa yang memiliki aspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar tidak melewatkan kesempatan mengikuti TKA.
"Jadi saya kira bagi para siswa yang berencana berlanjutkan ke luar negeri lebih baik (ikut TKA), " ujar Toni saat berinteraksi dengan awak media di Jakarta beberapa waktu lalu.
Toni menjelaskan bahwa beberapa negara, khususnya di Eropa Barat, mengharuskan calon mahasiswa memiliki nilai individu yang terstandar dari negara asal mereka. Jerman dan Belanda, misalnya, adalah beberapa negara yang membutuhkan standar nilai tersebut.
Selain itu, TKA juga akan menjadi salah satu pertimbangan penting dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2026. Pihak perguruan tinggi tidak hanya akan melihat nilai rapor siswa, tetapi juga akan melakukan validasi kemampuan melalui hasil TKA.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen, Rahmawati, menjelaskan pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta Selatan, bahwa TKA dapat menjadi penyeimbang bagi siswa yang nilai raportnya mungkin terlihat biasa saja, namun memiliki prestasi luar biasa dalam asesmen individual.
"Sehingga nilai rapornya kelihatan biasa-biasa saja, tapi begitu di tes individu ada prestasi anaknya yang luar biasa, " tuturnya, menggarisbawahi peran TKA dalam menampilkan potensi siswa secara lebih komprehensif. (Warta Sekolah)