Borong Hasil Tani di Jampul: Satgas Banau Hadirkan Semangat Kemerdekaan dengan Sejahterakan Petani Papua

3 hours ago 2

PUNCAK - Suasana Kampung Jampul, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, tampak berbeda pada Senin (18/8/2025). Warga yang biasanya sibuk mengurus kebun tampak berbondong-bondong membawa hasil panen mereka ke Pos Satgas Pamtas Yonif 732/Banau. Senyum lebar dan tawa ringan mewarnai pertemuan, ketika prajurit berseragam loreng tak sekadar hadir menjaga keamanan, tetapi juga memborong hasil bumi warga sebagai bentuk nyata kepedulian di momentum HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kegiatan bertajuk “Borong Hasil Tani” itu bukan sekadar transaksi jual beli biasa. Lebih dari itu, ia menjadi simbol kehadiran negara di pelosok Papua, menjembatani keterbatasan akses pasar sekaligus menghidupkan denyut ekonomi keluarga petani. Dari ubi jalar, pisang, sayur-sayuran hingga hasil kebun lain, semuanya dibeli dengan harga pantas sesuai nilai pasar. Bagi petani Jampul, uang tunai yang diterima langsung di tangan adalah harapan nyata untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dansatgas: Tidak Sekadar Transaksi, Tapi Kebersamaan

Komandan Satgas Pamtas Yonif 732/Banau, Letkol Inf Muhammad Nurul Chabibi, S.H., menegaskan bahwa program ini adalah bentuk pengabdian yang melampaui tugas pokok pengamanan perbatasan.

“Kegiatan Borong Hasil Tani ini adalah wujud nyata kehadiran negara, khususnya di wilayah perbatasan Papua, ” tegasnya. “Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi tentang kebersamaan, kepedulian, dan rasa memiliki. Kami ingin memastikan masyarakat merasakan langsung manfaat kehadiran Satgas, apalagi di momen bersejarah 80 tahun kemerdekaan RI.”

Menurutnya, kesejahteraan warga perbatasan adalah bagian penting dari menjaga kedaulatan bangsa. “Ketika rakyat sejahtera, maka semangat persatuan semakin kuat. Itulah yang kami perjuangkan di sini, ” imbuh Dansatgas.

Warga: Terbantu dan Merasa Diperhatikan

Dampak kegiatan ini langsung terasa bagi warga. Yohanes (42), salah seorang petani Jampul, mengaku sangat terbantu.

“Biasanya kami harus berjalan jauh ke pasar untuk menjual hasil kebun. Kadang hasilnya tidak seberapa karena biaya perjalanan juga besar. Sekarang, hasil panen kami langsung laku di kampung sendiri. Uangnya bisa langsung untuk kebutuhan keluarga. Terima kasih banyak kepada bapak-bapak TNI, ” ujarnya dengan senyum lega.

Senada dengan itu, tokoh masyarakat Kampung Jampul, Elias Kogoya (58), menyampaikan apresiasinya. “Langkah ini sangat berarti. Selain membantu ekonomi, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara warga dengan TNI. Kami merasa TNI tidak hanya menjaga tapal batas, tapi juga ikut merawat kehidupan kami di sini. Semoga program seperti ini terus berlanjut, ” katanya.

Makna Kemerdekaan di Ujung Negeri

Di tengah keterbatasan infrastruktur dan akses pasar, inisiatif Satgas Pamtas Yonif 732/Banau ini menjadi oase bagi petani Papua. Kegiatan Borong Hasil Tani mengajarkan bahwa kemerdekaan bukan hanya diperingati dengan upacara, tetapi juga dengan aksi nyata yang menghadirkan kesejahteraan.

Lebih dari sekadar ekonomi, kegiatan ini membangun ikatan emosional antara prajurit dan rakyat. Semangat gotong royong yang menjadi roh kemerdekaan kembali hidup, meski di wilayah paling ujung negeri.

Dengan cara sederhana namun bermakna, TNI menunjukkan bahwa menjaga Indonesia bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan menguatkan rakyatnya. Di Kampung Jampul, semangat 80 tahun kemerdekaan benar-benar terasa: merdeka dalam arti bersama-sama membangun harapan.

(PenSatgas Yonif 732/Banau)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |