Desa Bulu Cindea Bangkit Jadi Magnet Wisata, Dari Mancing Mania hingga Wisata Peternakan Ayam Kampung 

2 months ago 66

PANGKEP SULSEL-– Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, kini tengah menunjukkan geliat pembangunan berbasis potensi lokal. Dalam beberapa bulan terakhir, desa ini mendadak ramai dikunjungi wisatawan lokal, khususnya karena daya tarik wisata mancing mania, yang dikembangkan di atas rawa rawa yang sebelumnya tertidur.

Tidak hanya itu, kawasan mangrove di sepanjang pantai desa ini juga terus dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang menarik. Para pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga dapat belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan pesisir.

Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali, tidak berhenti berinovasi. Ia bersama masyarakat desa menggali potensi alam lain seperti budidaya kepiting dato', sebuah jenis kepiting lokal yang mulai dijadikan ikon baru wisata edukatif dan ekonomi di desa tersebut.

“Kami coba tebar kepiting dato’ di kawasan tertentu agar wisatawan bisa melihat langsung proses pembesaran dan pengelolaannya. Ini jadi daya tarik tersendiri, ” ujar Made Ali saat ditemui di sela-sela kegiatan desa.

Tak hanya sampai di situ, desa ini juga mengembangkan wisata ternak ayam kampung. Para pengunjung diajak untuk mengenal langsung pola pemeliharaan ayam lokal yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Inovasi unik lainnya terlihat dari pemanfaatan rumput laut sebagai bagian dari daya tarik wisata. Proses pengeringan rumput laut yang biasanya dilakukan masyarakat di sepanjang jalan kini justru menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan.

“Kami ingin pengunjung tahu bahwa kekayaan desa kami bukan hanya pantainya. Rumput laut yang dijemur ini punya nilai ekonomi tinggi. Sekarang malah jadi objek foto-foto para tamu, ” tambah Made Ali sambil tersenyum.

Kehadiran wisatawan, terutama di akhir pekan dan hari libur, memberikan dampak signifikan pada ekonomi lokal. Banyak warga desa yang merasakan langsung manfaat kehadiran tamu dari luar daerah.

“Sekarang sudah banyak yang berbelanja di warung kami, beli bensin eceran, beli makanan, bahkan penginapan juga mulai dicari, ” ungkap seorang warga, Rahma, yang juga menjual sembako di pinggir jalan utama desa.

Peningkatan kunjungan juga datang dari institusi pendidikan seperti kampus dan sekolah-sekolah yang membawa siswa untuk belajar langsung tentang potensi desa. Mereka belajar mengenai ekosistem mangrove, budidaya laut, hingga kewirausahaan lokal.

Kepala desa berharap, dengan semakin banyaknya pengunjung, masyarakat bisa terus menjaga keramahtamahan dan kebersihan desa agar wisata ini bisa terus berkelanjutan. Ia juga tengah merancang pelatihan-pelatihan khusus untuk warga agar semakin siap menyambut wisatawan.

“Alhamdulillah, ekonomi desa kami mulai terasa geliatnya. Kami terus berbenah dan terbuka terhadap masukan dari masyarakat maupun pengunjung, ” jelas Made Ali.

Langkah-langkah inovatif ini membuat Bulu Cindea menjadi contoh desa yang mampu bangkit dengan memanfaatkan kekayaan alam dan gotong royong masyarakat. Desa yang dulunya hanya dilalui kini menjadi tujuan.

Dengan semangat kebersamaan dan inovasi tanpa henti, Desa Bulu Cindea terus melangkah menjadi desa wisata mandiri yang bukan hanya menarik, tapi juga menginspirasi.( Herman Djide)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |