WIRAUSAHA - Bukan lahir dari keluarga berada, bukan pula menyandang gelar dari universitas ternama. Dhirubhai Ambani, namanya kini melegenda di dunia bisnis, memulai segalanya dari nol. Bayangkan, di usia belia, ia menjajakan gorengan di kaki gunung, berjuang keras membantu perekonomian keluarganya. Siapa sangka, puluhan tahun kemudian, ia menjelma menjadi pendiri Reliance Industries, sebuah imperium bisnis India yang namanya dikenal di seantero jagat.
Reliance Industries Limited adalah perusahaan yang menggurita, merambah berbagai sektor vital, mulai dari petrokimia, telekomunikasi, ritel, tekstil, hingga energi. Tak hanya itu, Reliance juga tercatat sebagai eksportir terbesar serta perusahaan swasta India pertama yang berhasil menembus daftar bergengsi Fortune 500. Kini, perusahaannya digadang-gadang sebagai yang terbesar di India, sebuah bukti nyata dari mimpi yang menjadi kenyataan.
Dengan tekad membaja dan ketekunan tanpa batas, Dhirubhai Ambani berhasil mendobrak belenggu kemiskinan dan menapaki puncak kejayaan. Kisahnya adalah oase inspirasi bagi siapa pun yang bermimpi besar.
Dhirajlal Hirachand Ambani, nama lengkapnya, lahir pada 28 Desember 1932 di sebuah desa kecil bernama Chorwad, Gujarat, India. Ia menghembuskan nafas terakhir pada 6 Juli 2002 di Mumbai.
Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara yang tumbuh dalam kesederhanaan. Ayahnya seorang guru, ibunya seorang ibu rumah tangga. Terkadang, keluarga mereka mengalami kesulitan keuangan yang sangat parah, bahkan sang ibu terpaksa meminjam uang dari tetangga untuk sekadar membeli kebutuhan pokok.
Kondisi ekonomi yang serba kekurangan memaksa ibunya meminta Dhirubhai dan kakak laki-lakinya, Ramnikbhai, untuk mencari penghasilan tambahan. Di usia 15 tahun, Dhirubhai mulai menjajakan gorengan tepung (bhajia) kepada para peziarah di Puncak Grinar. Ia bahkan mendirikan kios kentang goreng di pekan raya desa setiap akhir pekan untuk membantu keuangan keluarga.
Pada tahun 1949, saat usianya menginjak 17 tahun, Dhirubhai Ambani memutuskan untuk bermigrasi ke Aden, Yaman. Di sana, ia memulai kariernya sebagai juru tulis di A. Besse & Co., yang pada tahun 1950-an merupakan perusahaan perdagangan lintas benua terbesar di timur Suez. Gajinya saat itu sebesar 300 rupee.
Kemudian, ia bekerja di bagian komoditas perusahaan dan akhirnya pindah ke departemen yang menangani produk minyak bumi untuk Shell. Namun, ambisi Dhirubhai untuk membangun bisnis sendiri terus membara dalam dirinya.
Di Besse, sembari menjalankan tugasnya, Dhirubhai Ambani mempelajari seluk-beluk penjualan dan pembelian, pemasaran, distribusi, perdagangan komoditas, dan pengelolaan uang. Ilmu yang kelak menjadi fondasi bagi kesuksesannya.
Pada tahun 1958, Dhirubhai Ambani kembali ke India dan menetap di Bombay (sekarang Mumbai). Ia memulai bisnis perdagangan rempah-rempah dan mendirikan Reliance Commercial Corporation bersama sepupunya, Champaklal Damani. Investasi awalnya sebesar 15.000 rupee, sebuah angka yang teramat besar pada masa itu.
Pada tahun 1965, Dhirubhai Ambani dan Champaklal Damani berpisah karena perbedaan ideologi bisnis. Namun, Dhirubhai tetap teguh pada pendiriannya untuk memperluas bisnisnya ke komoditas lain, dengan strategi menawarkan produk berkualitas tinggi dan menerima keuntungan yang lebih kecil dari para pesaingnya. Strategi yang terbukti ampuh mengantarkan bisnisnya menuju pertumbuhan pesat.
Kemudian, Dhirubhai Ambani mulai merambah ke sektor tekstil sintetis. Ia melakukan terobosan pertamanya ke arah integrasi vertikal dengan membuka pabrik tekstil Reliance pertama pada tahun 1966. Tujuannya jelas: menguasai sektor dari hulu hingga hilir, sebuah visi yang sangat visioner pada masanya.
Melanjutkan strategi tersebut, Dhirubhai Ambani secara bertahap menjadikan Reliance sebagai raksasa petrokimia. Kemudian, ia juga menambahkan produk plastik dan pembangkit listrik ke dalam portofolio bisnis perusahaannya.
Pada tahun 1977, Dhirubhai Ambani membawa Reliance go public, setelah bank-bank India menolak untuk memberikan pinjaman. Dalam Penawaran Umum Perdana (IPO) itu, ia menerbitkan 2, 8 juta saham, sebuah langkah berani yang melibatkan investor kecil di pasar saham dan kepemilikan saham ekuitas.
Sebanyak 58.000 investor kelas menengah berinvestasi di IPO Reliance, bahkan hingga perusahaan mengalami kelebihan permintaan sebanyak tujuh kali. Perusahaan itu kini dikenal sebagai Reliance Industries Limited.
Meski sempat diterpa ketidakpastian ekonomi yang lesu, peraturan pemerintah yang memberatkan, dan korupsi politik, kepercayaan investor terhadap Reliance tetap tak tergoyahkan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh dividen besar yang ditawarkan perusahaan, serta karisma dan visi sang pendiri.
Lalu, pada pertengahan 1980-an, Dhirubhai Ambani menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada putra-putranya, Mukesh Ambani dan Anil Ambani. Kendati demikian, ia terus mengawasi perusahaan hingga sesaat sebelum kematiannya pada 2002.
Kini, Mukesh Ambani, melalui perusahaan yang didirikan ayahnya, menjadi orang terkaya nomor satu di India, dan nomor 14 di dunia. Berdasarkan laporan Forbes, harta kekayaannya mencapai US$ 113, 7 miliar. Sebuah pencapaian luar biasa yang berawal dari mimpi seorang penjual gorengan di kaki gunung.