Di Tapal Batas, Prajurit Yonif 732/Banau Menjadi Guru bagi Anak-Anak Papua

5 hours ago 2

BEOGA - Di tengah sunyi pegunungan Papua, suara riang anak-anak Kampung Ambobera pecah memenuhi udara pada Senin (8/9/2025). Bukan sekadar bermain, hari itu mereka menerima “hadiah” berharga dari para prajurit penjaga perbatasan. Personel Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau Pos Ambobera turun tangan menjadi guru, mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung, sekaligus menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini.

Kegiatan yang dipimpin Serda Julius ini sederhana, tetapi sarat makna. Dengan sabar, para prajurit mengajarkan dasar-dasar calistung kepada anak-anak yang sebagian besar belum mendapatkan akses pendidikan memadai. Mereka juga mengajak anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan, menumbuhkan semangat nasionalisme di tengah keterbatasan.

Anak-anak terlihat begitu antusias. Senyum mereka merekah, meski hanya belajar di teras pos sederhana dengan papan tulis seadanya. Bagi mereka, kehadiran TNI sebagai guru bukan hanya soal ilmu baru, tetapi juga pengalaman yang membangkitkan rasa percaya diri.

Danpos Ambobera, Letda Inf Ronal Lumban Gaol, menegaskan bahwa pendidikan menjadi prioritas di samping tugas utama menjaga perbatasan.

“Pendidikan adalah fondasi yang sangat penting. Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan kontribusi nyata sekaligus mempererat hubungan dengan masyarakat. Sinergi seperti ini penting untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan di wilayah perbatasan, ” ujarnya.

Ucapan itu terbukti menyentuh hati warga. Mama Waina, salah seorang orang tua murid, tak mampu menyembunyikan rasa harunya.

“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada bapak-bapak TNI. Anak-anak sekarang lebih semangat belajar. Mereka jarang dapat perhatian seperti ini, apalagi untuk membaca. Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut, ” katanya penuh syukur.

Kehadiran Satgas Yonif 732/Banau di Ambobera membuktikan bahwa prajurit bukan hanya pelindung dengan senjata, tetapi juga pendidik yang rela berbagi ilmu. Di tanah perbatasan yang jauh dari hiruk pikuk kota, mereka hadir sebagai sosok pengayom sekaligus pembawa harapan.

Kisah ini sekali lagi menegaskan, di balik tegasnya wajah TNI, ada hati yang lembut dan peduli. Anak-anak Papua yang belajar hari itu mungkin hanya mengeja huruf demi huruf, tetapi sejatinya mereka sedang menulis masa depan yang lebih terang dengan tinta kasih dan pengabdian dari para prajurit negeri.

(PenSatgas Yonif 732/Banau)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |