MINAHASA - Sejak era kolonial, pesona pala Nusantara telah memikat dunia, menjadikannya komoditas bernilai tinggi yang selalu diburu. Hingga kini, Indonesia masih kokoh berdiri sebagai pemain utama di pasar pala global, menyumbang sekitar 31 persen dari total produksi dunia. Sebuah pencapaian luar biasa yang membanggakan.
Sulawesi Utara, khususnya jantung Bumi Minahasa dan pesona Pulau Siau, memegang peranan sangat strategis. Wilayah ini menjadi penyumbang terbesar, mencakup sekitar 75 persen dari total ekspor pala nasional. Kondisi agroklimat yang sangat mendukung di daerah ini memungkinkan lahirnya pala berkualitas unggul, kaya akan kandungan minyak atsiri, yang kian memperkuat posisinya sebagai pusat produksi sekaligus motor penggerak ekspor pala Indonesia.
Data terbaru sungguh menggembirakan. Volume ekspor pala biji kupas kering Indonesia menunjukkan tren positif, melonjak dari kisaran 54 ribu ton pada periode Januari–Maret 2024 menjadi 56 ribu ton pada periode yang sama di tahun 2025. Jika dilihat secara tahunan, rata-rata volume ekspor mencapai 27 ribu ton dengan nilai fantastis sekitar 198 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2, 8 triliun. Angka ini benar-benar menegaskan betapa besar nilai ekonomi yang dibawa oleh pala Nusantara.
Demi menjaga keberlanjutan kejayaan rempah ini, pemerintah tak tinggal diam. Berbagai program strategis digulirkan, termasuk kucuran dana untuk peremajaan tanaman pala. Tak hanya itu, fasilitas penyulingan minyak atsiri pun dibangun di Minahasa Utara, sebuah langkah krusial agar para petani dapat merasakan langsung nilai tambah dari hasil panen mereka.
Pemerintah daerah pun turut ambil bagian dalam upaya mulia ini. Mereka gencar memperluas lahan tanam, memastikan ketersediaan bibit unggul berkualitas, memberikan pendampingan teknis berkelanjutan bagi para petani, serta membuka akses pembiayaan yang lebih mudah. Semua demi kesejahteraan petani dan kemajuan perkebunan pala.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sendiri menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat hilirisasi dan pengembangan perkebunan pala di Sulawesi Utara. Beliau menyampaikan bahwa penyiapan lahan seluas 15 ribu hektare untuk program peremajaan telah dimulai tahun ini, sebuah gebrakan besar yang patut disambut gembira. (PERS)