Kartika Wirjoatmodjo: AI Ubah Dunia Kerja, Konsultan Hingga Kebijakan Pemerintah Terancam

3 hours ago 2

JAKARTA - Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) kini menjadi sorotan tajam, bahkan berpotensi mendisrupsi berbagai sektor pekerjaan. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan kekhawatirannya sekaligus apresiasinya terhadap kemampuan luar biasa teknologi ini.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mencontohkan bagaimana AI generasi terbaru, seperti ChatGPT 5, memiliki kapabilitas yang bisa menggantikan peran para profesional. Ia bahkan menyebut profesi konsultan dan penyusunan kebijakan pemerintah bisa terancam.

"Kalau Bapak Ibu sudah tahu dan mendownload ChatGPT 5, ChatGPT 5 ini bisa memusnahkan konsultan, karena dengan ChatGPT 5 kita tidak perlu konsultan lagi. Kita bisa bikin proposal, bisa nanya segala macam, dan keluar jawabannya sangat detail dan terstruktur. Jadi bisnis konsultan bisa hilang gara-gara ChatGPT 5, " ujar Tiko dalam acara Digital Resilience Summit 2025 di Kantor Peruri, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Lebih lanjut, Tiko menambahkan bahwa AI tidak menutup kemungkinan untuk dilibatkan dalam proses pembuatan dokumen kebijakan tingkat tinggi.

"Proposal bisnis, proposal bahkan membuat kebijakan pemerintah, mungkin ke depan nyusun perpres pun bisa nanya ChatGPT juga, " kata dia.

Menurut Tiko, kecepatan dan kecerdasan AI yang terus berkembang akan secara signifikan membentuk cara berpikir generasi muda, khususnya Gen Z dan Gen Alpha. Pola pikir mereka diprediksi akan sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

"ChatGPT ini luar biasa, kecepatannya, kecerdasan buatannya sangat cepat dan ini tentunya akan merubah bagaimana nanti Gen Z dan Gen Alpha berpikir ke depannya, " ujarnya.

Namun, di balik potensi besar AI, Tiko menekankan pentingnya kehadiran regulasi dan etika yang kuat. Hal ini krusial untuk mencegah dampak negatif yang mungkin timbul.

"Menurutnya, penggunaan AI ini harus diatur dengan etika dan regulasi yang tepat supaya melindungi masyarakat dari tantangan keamanan maupun fake news, tapi juga bagaimana memanfaatkan AI dengan tepat, " jelasnya.

Ia juga menyoroti perbedaan fundamental dalam pola pikir generasi yang tumbuh di era AI dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pengalaman pribadi Tiko sebagai seorang pemimpin negara membawanya pada refleksi mendalam.

"Generasi nanti yang lahir di dunia AI ini pasti brain nya akan berkembang dengan cara berbeda. Karena sekarang dia nggak perlu nanya bapak ibunya lagi, nggak perlu nanya teman, tinggal di kamar aja nanya sama ChatGPT. Jadi ini akan membangun manusia Indonesia yang berbeda speknya dibanding kita, " ungkapnya.

Tantangan terbesar bagi Indonesia ke depan, menurut Tiko, adalah bagaimana negara dapat memastikan AI digunakan secara bijak dan tidak merusak pola pikir serta pola kerja generasi penerus bangsa. (Kabar Menteri)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |