Makan Bergizi Gratis: BGN Luruskan Klaim Wamen Stella Christie Soal Matematika dan Bahasa Inggris

1 month ago 18

JAKARTA - Polemik seputar program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bergulir. Setelah pernyataan Wamendikti Saintek Stella Christie yang mengaitkan program ini dengan peningkatan kemampuan matematika dan bahasa Inggris siswa menuai sorotan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana turun tangan memberikan penjelasan.

Dadan mengakui telah berdiskusi langsung dengan Stella untuk memahami maksud pernyataannya. Menurut Dadan, MBG dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang interaktif.

"Ya gini, maksudnya Bu Stella, saya kemarin ngobrol, mengatakan bahwa pada saat anak-anak disajikan makan, itu dapat dijadikan media untuk sekaligus pembelajaran. Yaitu akan meningkatkan intelektualitas, " ujar Dadan, di Istana, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Dadan mencontohkan, hidangan MBG yang terdiri dari jeruk dan ikan dapat menjadi sarana edukasi. Anak-anak bisa diajak berhitung jumlah jeruk, mempelajari nama buah dan lauk dalam bahasa Inggris, atau bahkan menghitung kandungan gizi di dalamnya.

"Kemudian kalau ada nasi, berapa nasi itu, bisa dihitung. Jadi gitu maksudnya, " ucap dia.

Pernyataan ini tentu memicu beragam reaksi. Sebagai seorang ibu, saya pribadi merasa sedikit khawatir jika program MBG terlalu dipaksakan untuk menjadi solusi tunggal peningkatan kemampuan akademis anak. Gizi yang baik tentu penting, namun pendekatan belajar yang komprehensif tetaplah kunci.

Di sisi lain, Dadan juga menyoroti masalah keamanan pangan dalam program MBG. Kasus keracunan yang sempat terjadi menjadi perhatian serius. BGN berjanji akan meningkatkan kualitas dan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang.

"Sedang kita usahakan untuk tidak terjadi lagi. Meskipun porsinya kan kecil ya. Kita sekarang hari ini sudah ada 5.904 satuan pelayanan pemenuhan gizi. Jadi ini sudah peningkatan yang luar biasa, dan kita usahakan kualitasnya lebih baik, " imbuh Dadan.

Ke depannya, kita berharap program MBG tidak hanya fokus pada aspek pemberian makan, tetapi juga memperhatikan kualitas gizi dan keamanan pangan. Selain itu, integrasi dengan kurikulum pembelajaran yang relevan akan memaksimalkan potensi program ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia. (Kabar Menteri)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |