JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi kebocoran ekonomi di Indonesia yang menurutnya semakin mengkhawatirkan. Ia menilai akar masalahnya terletak pada kelemahan sistem yang ada.
"Sistem ini yang memungkinkan kebocoran yang gila-gilaan, yang luar biasa karena sistem. Karena itu kita harus berani memperbaiki sistem, " tegas Prabowo dalam acara Akad Massal 26.000 KPR FLPP dan Serah Terima Kunci Bersama Rumah Subsidi Menyala di Bogor, Senin (29/9/2025).
Menyadari urgensi ini, Presiden Prabowo menegaskan bahwa sejak awal masa jabatannya, upaya perbaikan sistem untuk menutup celah kebocoran ekonomi telah menjadi prioritas utama. Langkah konkret yang ditempuh meliputi penghematan anggaran, penguasaan kembali aset negara yang vital, serta melanjutkan program hilirisasi untuk mendongrak nilai tambah produk dalam negeri.
"Supaya kita bisa membantu rakyat kita yang berpenghasilan rendah, supaya akan dinikmati oleh rakyat kita, supaya ada kesejahteraan yang dirasakan oleh semua rakyat Indonesia, itu tekad kita, itu tekad kita dan saya yakin kita akan sampai ke situ, " ungkap Prabowo dengan penuh keyakinan.
Presiden lantas memproyeksikan bahwa perbaikan sistem ekonomi yang berfokus pada pencegahan kebocoran ini akan mulai menunjukkan hasil yang signifikan dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Ia optimis inovasi yang dilakukan akan memberikan kejutan positif bagi bangsa.
"Saya percaya dan saya yakin dalam 3, 4, 5 tahun mendatang kita akan membuktikan, kita akan membuat sesuatu yang tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, " tegasnya.
Dalam upaya mereformasi sistem ekonomi dan menghentikan kebocoran, pemerintah tidak main-main. Keterlibatan aparat penegak hukum, termasuk TNI dan Polri, menjadi garda terdepan dalam memastikan aset negara kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Tanah-tanah yang disalahgunakan dan perkebunan yang melanggar hukum kini dalam proses penguasaan kembali secara bertahap. (PERS)