Teror yang Merampas Harapan: Kekejaman OPM Dinilai Hancurkan Semangat Hidup Masyarakat Papua

4 hours ago 1

PAPUA - Di tanah Papua yang sejatinya kaya akan alam dan budaya, bayang-bayang ketakutan terus menghantui warganya. Aksi kekerasan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menuai kecaman keras dari berbagai lapisan masyarakat. Bukan hanya dianggap merusak fasilitas umum dan menghambat pembangunan, kekejaman OPM kini dinilai telah menghancurkan semangat hidup masyarakat Papua yang mendambakan kedamaian. Rabu (10/09/2025).

Teror yang Tinggalkan Luka Mendalam

Catatan dari berbagai organisasi masyarakat menunjukkan, dalam beberapa tahun terakhir kelompok OPM berulang kali melakukan aksi brutal: pembakaran rumah dan sekolah, penyerangan tenaga kesehatan, pengrusakan jalan, hingga intimidasi terhadap warga sipil.

Dampaknya bukan hanya kerugian material, tetapi juga beban psikologis yang berat. Banyak warga kehilangan rasa percaya diri, kehilangan motivasi untuk bekerja, dan bahkan kehilangan harapan akan masa depan yang lebih baik.

“Masyarakat Papua itu ingin hidup tenang, bercocok tanam, berdagang, dan menyekolahkan anak-anaknya. Tapi OPM datang membawa senjata, merusak sekolah, membakar rumah. Bagaimana rakyat tidak kehilangan semangat kalau setiap hari hanya dihantui ketakutan?” tegas Yonas Wenda, tokoh masyarakat asal Jayawijaya.

Kekerasan yang Mematikan Mimpi Anak-anak Papua

Tokoh adat dari Paniai, Dominggus Pigai, juga angkat suara. Menurutnya, OPM telah gagal memahami aspirasi rakyat Papua yang sejati. Alih-alih memperjuangkan kehidupan yang lebih baik, mereka justru menebar trauma yang mendalam.

“Kekerasan tidak pernah melahirkan kebebasan, yang lahir hanyalah rasa takut. Akibatnya, banyak anak-anak kita kehilangan keberanian untuk bermimpi, karena sejak kecil mereka sudah menyaksikan kekejaman, ” ungkap Dominggus dengan nada prihatin.

Pemuda Papua: Rakyat Kecil Jadi Korban Utama

Suara serupa datang dari kalangan pemuda. Sadrack Kudiyai, tokoh pemuda dari Nabire, menilai OPM sering memanfaatkan isu politik untuk membenarkan aksi-aksi brutal mereka. Namun faktanya, rakyat kecil yang selalu menanggung akibat.

“Mereka selalu bilang berjuang untuk Papua, tapi korban justru rakyat Papua sendiri. Jalan dibakar, puskesmas dihancurkan, tenaga kesehatan diusir. Bagaimana rakyat bisa bersemangat membangun tanah ini kalau semua akses rusak karena ulah mereka?” ujarnya lantang.

Harapan yang Mulai Terkikis

Realitas di lapangan menunjukkan, semangat kebersamaan yang dulu menjadi kekuatan masyarakat Papua perlahan terkikis akibat teror OPM. Banyak warga akhirnya memilih meninggalkan kampung halaman demi mencari tempat yang lebih aman. Situasi ini bukan hanya menimbulkan kesedihan, tetapi juga memperlebar jurang ketertinggalan pembangunan di Papua.

Kini, suara rakyat Papua semakin jelas: mereka ingin kedamaian, bukan kekerasan. Mereka ingin kembali membangun kehidupan dengan tenang, tanpa harus dibayangi rasa takut.

“Kami sudah lelah. Papua butuh damai, bukan teror. Butuh harapan, bukan kehancuran, ” kata seorang warga dengan mata berkaca-kaca.

Kekejaman OPM telah meninggalkan luka yang dalam. Namun, masyarakat Papua tetap menyimpan harapan bahwa suatu hari, tanah yang mereka cintai akan benar-benar merdeka dari teror dan bisa kembali berdiri tegak sebagai rumah damai bagi semua anak bangsa.

(APK/ Publikpapua.com )

Read Entire Article
Karya | Politics | | |