JAKARTA – Sebuah entitas baru di Kementerian Keuangan, Badan Teknologi, Informasi, dan Intelijen Keuangan (BATII), yang baru saja terbentuk di tahun 2025, telah mengajukan usulan anggaran sebesar Rp 1, 55 triliun untuk tahun 2026. Dana ini direncanakan untuk memacu tiga pilar utama operasional BATII: menggerakkan roda transformasi di Kementerian Keuangan, mengelola lanskap teknologi digital yang semakin kompleks, serta memperdalam analisis data dan informasi ekonomi serta keuangan negara.
Kepala BATII, Suryo Utomo, memaparkan bahwa usulan anggaran ini sangat fundamental untuk menjalankan fungsi-fungsi krusial tersebut. Ia mengakui, sebagai badan yang relatif muda, BATII belum memiliki jejak rekam sejarah yang panjang.
"Terus terang saja kami belum memiliki sejarah karena baru muncul badan ini 2025, " ujar Suryo saat sesi dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (11/9/2025).
Fokus kerja BATII pada tahun 2025 mencakup berbagai inisiatif strategis. Di antaranya adalah implementasi rancangan besar transformasi Kemenkeu, mewujudkan interoperabilitas sistem inti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), mengembangkan platform Satu Data Kemenkeu dan Kemenkeu AI, mengintegrasikan otomatisasi perkantoran Kemenkeu, serta memperkuat dan memodernisasi infrastruktur teknologi yang ada.
Sementara itu, untuk agenda di tahun 2026, BATII akan memprioritaskan inisiatif reformasi birokrasi di lingkungan Kemenkeu, mendorong inovasi dan manajemen perubahan yang adaptif, melanjutkan pengembangan sistem inti APBN dan otomatisasi perkantoran, serta memodernisasi infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sambil memperketat keamanan informasi.
Lebih lanjut, BATII akan fokus pada pengembangan analitik data dan Kecerdasan Buatan (AI) Kemenkeu, menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis analisis yang kuat, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi, serta memperkuat tata kelola organisasi secara keseluruhan.
Suryo menjelaskan, target utama dari berbagai kegiatan ini adalah mewujudkan transformasi Kementerian Keuangan yang berkelanjutan dan memberikan dampak nyata. Selain itu, digitalisasi layanan Kemenkeu diharapkan menjadi lebih berkualitas, mudah diakses, dan sangat andal, serta memastikan ketersediaan data dan informasi yang akurat.
Untuk memastikan semua target ini tercapai, BATII akan menerapkan berbagai strategi pada tahun 2026. Salah satunya adalah pelaksanaan tonggak-tonggak penting dari rancangan besar transformasi Kemenkeu, yang akan dijalankan bersama seluruh unit eselon I di kementerian ini.
Strategi lain mencakup pembaruan tata kelola TIK, peningkatan performa melalui modernisasi infrastruktur TIK dan manajemennya, pengembangan sistem inti APBN serta otomatisasi perkantoran yang terintegrasi dengan sistem nasional, dan penguatan keamanan informasi untuk mencegah insiden maupun kebocoran data.
BATII juga akan fokus pada mitigasi potensi gangguan layanan (downtime) guna menjamin ketersediaan layanan TIK, meningkatkan kualitas jaringan internet demi kemudahan akses, serta memanfaatkan teknologi tepat guna seperti Smart Data Center (DC), Kemenkeu Cloud Platform, dan Kemenkeu Service Bus.
Langkah selanjutnya adalah pengembangan platform analitik data dan AI yang mandiri, serta pembinaan talenta digital di Kemenkeu dan peningkatan literasi digital bagi seluruh pegawai.
Seluruh upaya strategis ini akan didukung oleh pagu anggaran Rp 1, 55 triliun yang diajukan. Rinciannya meliputi belanja pegawai sebesar Rp 12, 03 miliar, belanja barang operasional Rp 859, 82 miliar, belanja barang non-operasional Rp 35, 10 juta, dan belanja modal Rp 642, 26 miliar.
"Jadi fokus kami di sana melaksanakan tugas sistem informasi dan juga menjaga data dan sistem yang ada di Kemenkeu serta menjalankan transformasi yang berkesinambungan dan resilien serta kemudahan kami dalam laksanakan pekerjaan ke depan, " tegas Suryo. (Kabar Menteri)