Brutal! Kelompok OPM Kodap XVIII Tembak Masyarakat Sipil di Pinapa dan Gome, Banyak Korban Luka

8 hours ago 4

PAPUA - Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Numbuk Talenggen kembali mengguncang Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dalam serangan yang terjadi pada pagi hari, kelompok ini menembaki warga sipil yang sedang beristirahat di rumah mereka di dua distrik, Pinapa dan Gome.

Menurut informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat, serangan brutal terjadi tanpa alasan yang jelas, dengan kelompok OPM mendatangi pemukiman warga dan langsung menembaki mereka. Beberapa warga dilaporkan mengalami luka tembak serius dan segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Sementara itu, sebagian warga lainnya mengalami trauma mendalam akibat insiden tersebut.

“Saat kelompok Numbuk Talenggen datang, mereka seperti hendak berperang. Mereka tidak peduli siapa yang ada di jalanan, siapa pun langsung diancam dan ditembak. Kami sangat ketakutan, ” ujar salah satu saksi yang tidak ingin disebutkan namanya demi keselamatan, Kamis (3/7/2025).

Tindakan kekerasan tersebut menuai kecaman keras dari berbagai kalangan, terutama para tokoh masyarakat dan pemuka agama. Yulianus Murib, Kepala Suku Wilayah Puncak, menyebut serangan ini sebagai bentuk kebiadaban yang tidak bisa ditolerir. “Jika mereka mengaku berjuang untuk Papua, mengapa rakyat Papua sendiri yang menjadi korban? Ini jelas tindakan tidak manusiawi dan kami tidak terima, ” tegas Yulianus.

Pdt. Mikael Wakerkwa, tokoh agama dari Distrik Gome, juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa kekerasan hanya akan menambah penderitaan masyarakat Papua dan bukan solusi. “Mereka mengaku pejuang, tapi nyatanya hanya membawa luka. Jalan damai adalah pilihan utama, ” katanya dengan penuh kesedihan.

Dari pantauan di lapangan, situasi di kedua distrik kini semakin mencekam. Banyak rumah yang kosong, ditinggalkan oleh pemiliknya yang mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman. Salah satu korban penembakan, Bapak Otius Kogoya, dilaporkan mengalami luka serius akibat tembakan kelompok OPM.

Filemon Telenggen, seorang tokoh pemuda Puncak, mengajak generasi muda Papua untuk tidak terpengaruh oleh propaganda kelompok OPM. Ia menyebut bahwa masa depan Papua tidak dapat dibangun di atas kekerasan dan kebencian. “OPM seperti Kodap XVIII ini sudah tidak relevan. Mereka hanya tahu kekerasan, tapi tidak bisa memberikan solusi untuk pembangunan. Kami, generasi muda, ingin damai dan maju, bukan hidup dalam ancaman dan peluru, ” ujar Filemon dengan tegas.

Insiden ini kembali menunjukkan bahwa OPM bukanlah representasi suara rakyat Papua. Sebaliknya, mereka justru menjadi ancaman nyata bagi hak hidup, rasa aman, dan masa depan masyarakat Papua itu sendiri. Masyarakat kini semakin sadar bahwa satu-satunya jalan menuju kedamaian adalah dengan menolak kekerasan dan mendukung proses perdamaian yang bermartabat di tanah Papua. (Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |