Di Pelosok Kabut Papua, Cinta Sejati Itu Bernama TNI: Kisah Mama Zinggiawa dan Pelukan Kemanusiaan di Pos Koper

10 hours ago 4

INTAN JAYA - Saat pagi masih membalut pedalaman Intan Jaya dalam selimut kabut, ada cahaya lain yang memancar lebih hangat dari mentari: tangan-tangan penuh kasih dari prajurit Satgas Yonif 500/Sikatan. Sabtu 7 Juni 2025.

Di Pos Koper, sepuluh prajurit dipimpin oleh Serda Makrus, seorang tenaga kesehatan TNI, melaksanakan pelayanan kesehatan humanis untuk masyarakat sekitar. Salah satu yang paling menyentuh adalah pertemuan mereka dengan Mama Zinggiawa seorang lansia asli Papua yang telah lama hidup tanpa sentuhan medis.

Ketika Seragam Loreng Menjelma Anak Bagi Seorang Ibu

Tanpa bicara banyak, Serda Makrus dan rekan-rekannya memeriksa tekanan darah Mama Zinggiawa, menangani luka kulitnya, dan memberikan air bersih serta obat-obatan. Namun, yang lebih penting dari semua itu adalah kehadiran dan perhatian yang tulus.

“Mayoritas pasien kami mengidap penyakit kulit karena pola hidup bersih yang belum memadai dan keterbatasan fasilitas kesehatan, ” ujar Serda Makrus. “Tapi kami tak hanya datang untuk mengobati, kami datang untuk merawat dengan hati.”

Komunikasi jadi tantangan tersendiri. Mama Zinggiawa tidak memahami Bahasa Indonesia, hanya berbahasa daerah. Namun, bahasa cinta dan empati menjembatani segalanya.

“Mama Zinggiawa memang tak mengerti ucapan kami, tapi beliau tahu kami peduli. Saat ia tersenyum dan memeluk kami, rasanya seperti pulang ke pelukan ibu sendiri, ” ucap Serda Makrus dengan mata berkaca.

Negara Hadir Lewat Kasih, Bukan Sekadar Kewajiban

Pelayanan kesehatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan manifestasi cinta negara kepada rakyatnya. Di pelosok yang jauh dari hiruk pikuk kota, prajurit TNI menjadi wajah negara yang hangat dan manusiawi bukan dengan senjata, tetapi dengan sentuhan dan perhatian.

Melalui pendekatan teritorial yang humanis, Satgas Yonif 500/Sikatan membuktikan bahwa TNI tidak hanya menjaga batas negara, tapi juga **menjaga asa dan harapan, terutama bagi warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan.

Kegiatan serupa akan terus dilaksanakan secara berkala, menjadi napas pengabdian TNI yang tak pernah putus karena di Tanah Papua, yang paling dibutuhkan bukan hanya perlindungan, tapi juga kehadiran yang mencintai dan dimengerti.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Lieutenant Colonel Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |