SURABAYA—Demi memperkuat budaya inovasi dan memastikan hasil riset dapat dinikmati masyarakat luas, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan menggelar Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Tahun 2025. Acara vital ini berlangsung meriah pada 1 hingga 3 Oktober 2025, bertempat di Ruang Serbaguna Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), sebagai wujud kolaborasi apik dengan kampus tuan rumah.
Kegiatan ini dirancang khusus untuk membekali para dosen dan peneliti di wilayah Surabaya dengan kemampuan mumpuni dalam menyusun dokumen permohonan paten sesuai standar internasional. Tujuannya jelas: mendorong hilirisasi riset agar setiap invensi terlindungi hak kekayaan intelektualnya dan berpotensi besar untuk dimanfaatkan oleh industri serta masyarakat.
Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Yos Sunitiyoso, dalam sambutannya menekankan peran krusial perguruan tinggi. "Visi Kemdiktisaintek adalah mendorong riset hingga tahap hilirisasi yang memberi nilai tambah serta dampak sosial, ekologi, dan ekonomi yang berkelanjutan. Dukungan perguruan tinggi menjadi kunci, dan kami berharap hasil riset yang Bapak-Ibu kembangkan dapat memberi manfaat nyata bagi bangsa dan negara, " ujarnya, penuh semangat.
Sebagai tuan rumah yang bangga, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Surabaya, Christina Avanti, turut mengapresiasi kepercayaan yang diberikan. "Merupakan kebanggan bagi Universitas Surabaya dapat berperan aktif sebagai tuan rumah dalam kegiatan ini. Pelatihan ini sangat penting untuk mendorong iklim riset di Indonesia, terutama dalam menjembatani antara dunia industri dan perguruan tinggi. Harapannya hasil riset dapat selaras dengan kebutuhan pasar dan memberi nyata bagi masyarakat, " tuturnya.
Antusiasme peserta terlihat jelas. Ririn Handayani dari Universitas Dokter Soebandi, salah satu peserta, berbagi pengalamannya. "Selama tiga hari mengikuti pelatihan ini, kami sangat termotivasi sebagai dosen untuk terus berkarya menghasilkan paten. Pelaksanaan kegiatan sudah sangat baik, dan kami berharap tetap dilaksanakan di batch berikutnya, karena masih banyak dosen yang memerlukan pendampingan dalam memahami tata cara penulisan deskripsi paten, " ungkapnya, penuh harap.
Hari pertama pelatihan diisi dengan pemaparan materi mendalam dari tiga pakar terkemuka: Muhammad Sahlan dari Universitas Indonesia, Mike Yuliana dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, dan I Ketut Mudite Adnyane dari Institut Pertanian Bogor. Sesi hari kedua dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD), di mana peserta secara aktif mempraktikkan materi di bawah bimbingan tim fasilitator. Puncak acara pada hari ketiga ditutup dengan evaluasi dan penutupan.
Melalui inisiatif ini, Kemdiktisaintek berharap dapat memicu gelombang invensi baru dari perguruan tinggi yang tidak hanya terlindungi, tetapi juga berhasil dihilirisasi, memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. (PERS)















































