Frans Wasini Bongkar Bobroknya KNPB: Terpecah, Sarat Kepentingan, dan Kerap Gunakan Kekerasan

1 month ago 26

Papua - Kebenaran mulai terungkap dari dalam tubuh Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Seorang mantan anggota, Frans Wasini, akhirnya angkat suara membongkar kondisi internal organisasi yang selama ini mengklaim memperjuangkan kepentingan rakyat Papua. Dalam pengakuannya, Frans menyebut KNPB kini terpecah belah, sarat konflik internal, dan lebih banyak melakukan tindakan kekerasan ketimbang perjuangan nyata.

Frans mengungkapkan, perpecahan di tubuh KNPB bukan hanya soal strategi atau visi perjuangan, tetapi dipicu oleh perebutan pengaruh dan kepentingan pribadi di antara para pimpinan.

“Saya menyaksikan sendiri mereka sering adu mulut, saling curiga, bahkan saling menjatuhkan. Yang dibicarakan bukan lagi perjuangan rakyat, tapi siapa yang paling berkuasa, ” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Lebih jauh, Frans mengaku kecewa karena dalam setiap aksi, KNPB kerap menggunakan kekerasan yang justru menyasar masyarakat sipil.

“Saya memilih keluar karena tidak mau lagi terlibat dalam tindakan yang menyakiti rakyat sendiri. KNPB sering melakukan pemalakan, ancaman, bahkan kekerasan kepada warga yang menolak ikut. Itu bukan perjuangan, tapi penindasan, ” tegasnya.

Pengakuan berani Frans Wasini ini mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan. Tokoh gereja di Papua Pegunungan, Pdt. Telius Wonda, menilai pernyataan tersebut sebagai bukti nyata bahwa KNPB tidak lagi mewakili aspirasi rakyat Papua.

“Kalau mantan anggota saja sudah berani bicara terbuka, berarti memang benar bahwa KNPB telah menyimpang. Mereka bukan memperjuangkan rakyat, tapi menebar kekacauan dan rasa takut, ” ujarnya.

Menurut para tokoh masyarakat, perpecahan dan kekerasan yang dilakukan KNPB semakin memperlemah legitimasi organisasi itu di mata rakyat. Banyak warga kini mulai sadar bahwa narasi perjuangan yang mereka bawa hanyalah kedok untuk membenarkan aksi-aksi brutal di lapangan.

Frans sendiri mengaku kini ingin kembali hidup damai bersama masyarakat, dan berharap semakin banyak anggota KNPB yang menyadari kekeliruan perjuangan berbasis kekerasan.

“Perjuangan sejati tidak dilakukan dengan menyakiti rakyat sendiri. Papua butuh kedamaian dan pembangunan, bukan kekerasan, ” pungkasnya.

Pengakuan ini mempertegas bahwa KNPB tengah menghadapi krisis legitimasi dan kehilangan dukungan masyarakat. Dengan konflik internal yang kian terbuka dan cara-cara kekerasan yang terus dipakai, organisasi ini dinilai semakin terisolasi dari rakyat yang mendambakan Papua yang damai dan sejahtera.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |