Herman Djide: Menghidupkan Lahan Tidur, Membangun Harapan Desa

4 hours ago 3

PANGKEP SULSEL - Lahan tidur yang terbengkalai sesungguhnya menyimpan potensi besar bagi kemajuan desa. Sayangnya, banyak warga enggan menggarapnya karena tidak melihat manfaat langsung. Padahal, jika dikelola dengan baik, lahan tidur bisa menjadi sumber penghasilan baru, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan ketahanan pangan desa. Kuncinya adalah bagaimana memotivasi warga agar mau bergerak bersama.

Salah satu faktor penting yang bisa menjadi pemicu adalah adanya jaminan pasar. Warga desa akan lebih semangat menanam jika tahu hasil panennya pasti terserap. Koperasi, pasar lokal, hingga kerja sama dengan UMKM pengolah hasil tani bisa menjadi solusi agar petani tidak khawatir produk mereka terbuang sia-sia. Kepastian ini membuat warga lebih berani menginvestasikan waktu dan tenaga di lahan tidur.

Selain pasar, kerja kelompok menjadi kunci utama. Di desa, gotong royong sudah menjadi budaya, sehingga mengelola lahan bersama jauh lebih ringan. Dengan sistem bagi hasil atau kebun kolektif, tidak ada warga yang merasa sendirian menghadapi risiko gagal panen. Kebersamaan ini juga menciptakan rasa solidaritas dan memperkuat ikatan sosial di masyarakat.

Namun, semangat saja tidak cukup tanpa dukungan nyata. Bantuan berupa bibit, pupuk, dan alat pertanian sederhana akan menjadi dorongan besar bagi warga. Pemerintah desa dapat menjadikan program revitalisasi lahan tidur sebagai agenda prioritas, sehingga masyarakat tidak hanya diberi semangat, tetapi juga difasilitasi untuk bekerja. Dukungan semacam ini akan mematahkan alasan warga bahwa menggarap lahan itu mahal dan sulit.

Akhirnya, yang paling penting adalah manfaat langsung yang dirasakan. Jika lahan tidur bisa meningkatkan pendapatan keluarga, menyumbang kebutuhan pangan desa, bahkan menopang kegiatan sosial, maka warga akan semakin yakin bahwa kerja keras mereka tidak sia-sia. Dengan begitu, lahan tidur bukan lagi tanah tak terurus, melainkan simbol harapan baru yang menghidupkan ekonomi desa.

Cara kepala desa maupun kepala kelurahan agar warganya termotivasi menggarap lahan tidur bisa ditempuh dengan beberapa langkah strategis:

1. Jaminan Pasar & Kerja Sama

Kepala desa/kelurahan bisa menjalin MoU dengan koperasi, pedagang, atau pelaku UMKM agar hasil panen warga pasti terbeli. Bisa juga menggandeng BUMDes sebagai penampung dan pengolah hasil panen sehingga warga merasa aman menanam.

2. Pengelolaan Kelompok

Membentuk kelompok tani atau kelompok kerja lahan tidur dengan sistem gotong royong.Kepala desa bisa memfasilitasi pertemuan rutin, pembagian lahan, serta kesepakatan hasil panen bersama. Dengan cara ini, warga tidak merasa sendirian, melainkan bekerja dalam semangat kebersamaan.

3. Fasilitas & Dukungan Nyata

Mengalokasikan dana desa/kelurahan untuk bantuan bibit, pupuk, peralatan pertanian sederhana, atau bahkan irigasi kecil. Menghadirkan penyuluh pertanian untuk membimbing warga agar tidak ragu mencoba.

4. Memberi Contoh & Inspirasi

Kepala desa atau kelurahan bisa membuat percontohan lahan tidur yang digarap bersama perangkat desa. Jika warga melihat hasil nyata, mereka akan lebih termotivasi ikut serta.

5. Menekankan Manfaat Langsung

Menjelaskan kepada warga bahwa hasil garapan bukan hanya untuk dijual, tapi juga bisa mengurangi belanja dapur, membantu kebutuhan sosial, atau menambah kas kelompok. Kepala desa dapat menghubungkan program ini dengan pemberdayaan ekonomi keluarga dan ketahanan pangan desa/kelurahan.

 Intinya, peran kepala desa dan kepala kelurahan adalah penggerak sekaligus penjamin: memberi motivasi, memastikan pasar, menyediakan fasilitas, dan menumbuhkan rasa manfaat langsung.

Pangkep 11 September 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |