PANGKEP SULSEL-— Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Kabupaten Pangkep, Herman Djide, menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan di wilayah pinggiran kota dan pedesaan tidak dapat dilakukan tanpa melalui proses pemetaan potensi dan identifikasi masalah secara menyeluruh. Hal ini disampaikan dalam sebuah diskusi warkop yang digelar di Warkop Puang Bos, halaman Stadion Andi Mappe, Pangkajene, Minggu malam.(15/6/2025)
Menurut Herman, banyak program pembangunan gagal mencapai sasaran karena tidak berbasis pada data yang akurat dan partisipasi masyarakat. “Sering kali kita langsung bicara soal pembangunan fisik, tapi melupakan dasar penting yaitu mengenali apa yang dimiliki dan apa yang menjadi hambatan, ” ujarnya di hadapan para pemuda yang hadir dalam diskusi.
Ia menjelaskan bahwa pemetaan potensi meliputi penggalian sumber daya alam seperti lahan tidur, potensi tambak, kebun, serta kekayaan budaya dan SDM lokal. Sementara itu, identifikasi masalah mencakup persoalan akses jalan, minimnya pasar lokal, rendahnya literasi digital, hingga pengangguran yang tinggi. “Kalau dua hal ini sudah dipetakan, maka perencanaan pembangunan akan lebih tepat sasaran, ” tambahnya.
Herman Djide juga menekankan bahwa proses pemetaan harus dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan semua unsur masyarakat. Hal ini penting untuk membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan pembangunan. “Jangan top down terus, kita bangun dari dalam, dari suara masyarakat sendiri, ” katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa jurnalis juga memiliki peran penting dalam mendukung proses pemetaan dan pembangunan. Selain menjadi penyampai informasi, media lokal harus aktif menggali isu-isu penting dan memfasilitasi dialog antara warga dan pemerintah. “Jurnalis adalah penghubung antara potensi daerah dan perhatian publik, ” tegas Herman.
JNI Pangkep, lanjut Herman, akan mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah desa, BUMDes, akademisi, dan komunitas pemuda untuk memperkuat proses identifikasi awal di berbagai kecamatan. Ia berharap pendekatan ini bisa melahirkan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat serta membuka peluang ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Pembangunan yang kuat itu dibangun dari pondasi yang benar. Dan pondasi itu adalah pemetaan yang jujur, data yang lengkap, dan keterlibatan masyarakat, ” pungkasnya menutup diskusi malam itu dengan penuh optimisme. ( Hermida)