SURABAYA - Langkah ambisius Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk menembus jajaran 300 universitas terbaik dunia kian bergulir. Kali ini, fokus strategis diarahkan pada penguatan sinergi dengan para alumni dan mitra industri, sebuah pondasi krusial yang diyakini akan mendongkrak reputasi global ITS.
Acara bertajuk Alumni & Industrial Gathering yang digelar Sabtu (4/10) di Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi saksi komitmen ini. Rektor ITS, Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD, menegaskan betapa vitalnya peran alumni dalam mengangkat citra akademik ITS di kancah internasional.
"Alumni adalah wajah ITS di luar kampus untuk memperluas akses pembelajaran dari praktisi serta meningkatkan kesiapan lulusan, " ujar Prof Bambang.
Beliau menambahkan, keberhasilan para alumni, baik di dunia profesional maupun riset, secara langsung berkontribusi pada penguatan indikator reputasi alumni yang menopang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 4: Pendidikan Berkualitas. Keterhubungan erat antara alumni, kampus, dan industri dipandang sebagai jembatan emas untuk kolaborasi global dalam riset dan pengembangan teknologi, memicu inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Dr Machsus ST MT, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana ITS, menyoroti pentingnya keberlanjutan finansial sebagai tulang punggung visi ITS. Dana abadi, menurutnya, adalah instrumen vital untuk menjamin kelangsungan program-program unggulan.
"Dana abadi ini diharapkan mampu memperkuat indikator financial sustainability, " jelas Dr Machsus.
Beliau juga menekankan bahwa kontribusi alumni tak melulu berbentuk materi, melainkan juga jejaring, peluang kolaborasi, hingga pendampingan bagi mahasiswa. Kolaborasi erat ini, imbuhnya, akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan komitmen bersama terhadap almamater, sekaligus membangun tanggung jawab jangka panjang agar ITS tetap relevan menghadapi tantangan global.
Keterlibatan industri pun dipandang sebagai kunci transformasi ITS. Dosen Departemen Teknik Mesin ITS, Dr Darmaji SSi MT, menyatakan bahwa indikator employer reputation dan learning experience hanya dapat tercapai melalui kolaborasi intensif dengan dunia kerja.
"Industri bukan sekadar mitra eksternal, melainkan bagian dari proses pendidikan agar mahasiswa siap bersaing secara global, " tegasnya.
Forum di Balikpapan ini juga melahirkan diskusi konstruktif, menghasilkan masukan strategis seperti penguatan program magang terstruktur, akselerasi riset terapan yang selaras dengan kebutuhan industri, serta pengembangan kompetensi baru di sektor energi, digitalisasi, dan kemaritiman. Fokus pada transisi energi dan teknologi bersih, sejalan dengan SDG 7 Energi Bersih dan Terjangkau, menjadi salah satu tindak lanjut penting.
Melalui sinergi yang semakin kuat antara kampus, alumni, dan mitra industri, ITS optimis dapat mengakselerasi pencapaian target sebagai universitas kelas dunia, dengan dampak nyata yang dirasakan masyarakat melalui pendidikan, riset, dan pengabdian. (PERS)















































