SOLOK – Juru Bicara (Jubir) Bupati Solok, Syafridoerahman, SH, menyayangkan maraknya pemberitaan salah satu media online yang dinilai tendensius dan tidak sesuai kaidah jurnalistik. Pemberitaan tersebut dianggap merugikan Bupati Solok, Jon Firman Pandu, baik secara pribadi maupun dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah.
Dalam berita yang dimuat, media online tersebut menyebut Bupati Solok “lamban” menyikapi persoalan korupsi serta menuding hanya “tebar pesona” dan “pamer kepedulian”.
“Kita sangat meragukan profesionalitas media online tersebut. Banyak berita yang mereka publikasikan tanpa konfirmasi, tanpa narasumber, bahkan kerap menyadur dari media lain tanpa mencantumkan sumber aslinya, ” tegas Syafridoerahman, Jumat (3/10).
Ia menilai pemberitaan yang tidak memenuhi unsur jurnalistik itu berpotensi merusak citra Jon Firman Pandu di mata publik.
Kehadiran Bupati Atas Permintaan Masyarakat
Syafridoerahman menjelaskan, kehadiran Bupati Solok pada audiensi dengan masyarakat Kotobaru, Kecamatan Kubung, Kamis malam (2/10), bukanlah pencitraan sebagaimana dituduhkan, melainkan atas undangan langsung warga. Saat itu, Bupati yang tengah berada di Arosuka menyempatkan hadir demi meredam gejolak masyarakat.
“Menurut Bupati Jon Firman Pandu, kehadirannya sangat penting agar masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat mengganggu pelayanan publik di Nagari Kotobaru, ” jelasnya.
Ia menambahkan, Jon Firman Pandu kerap hadir langsung di tengah masyarakat dalam berbagai kesempatan, bukan hanya ketika momentum politik atau kampanye.
Butuh Proses, Kritik Harus Berdasarkan Fakta
Syafridoerahman menekankan, penyelesaian persoalan masyarakat harus melalui mekanisme pemerintahan dan tidak bisa dilakukan secara instan.
“Bupati Solok tidak anti kritik, tapi kritik yang disampaikan melalui media seharusnya berdasarkan fakta, bukan opini yang dipelintir. Jangan sampai dibuat seolah-olah Bupati mencari panggung dari persoalan masyarakat, ” ujarnya.
Menurutnya, pemberitaan yang menuding Bupati Solok hanya melakukan pencitraan justru bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Warga Kotobaru sangat memahami bahwa kehadiran Bupati adalah murni undangan masyarakat, bukan upaya mencari popularitas.
Ajak Masyarakat Lebih Cermat Konsumsi Informasi
Di akhir pernyataannya, Syafridoerahman mengajak masyarakat Kabupaten Solok untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi.
“Jangan mudah percaya dengan berita yang tidak sesuai fakta, apalagi tanpa narasumber atau tanpa konfirmasi dari pihak berwenang. Masyarakat harus cermat agar tidak terjebak dengan informasi yang menyesatkan, ” pungkasnya.















































