JAKARTA, Perang rudal antara Israel dan Iran telah menimbulkan sejumlah korban di kedua belah pihak. Situasi ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di Iran
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan 386 WNI masih berada di Iran. Mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Kota Qom, sekitar 156 kilometer dari Teheran, ibu kota Iran.
Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha, menyatakan seiring eskalasi peperangan Israel dengan Iran, Kemenlu siapkan rencana darurat untuk WNI di Iran.
"Melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran telah menyiapkan rencana kontingensi atau rencana darurat untuk memberikan pelindungan terhadap seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang masih tinggal di Iran" kata Judha dalam keterangan resminya Sabtu (14/6/2025) yang diterima Minggu (15/6/2925)
"Hingga saat ini tidak ada informasi adanya WNI yang menjadi korban serangan Israel, ” sambungnya
Judha mengungkapkan KBRI Teheran juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri.
KBRI Teheran meminta agar para WNI menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI Teheran.
WNI yang mengalami situasi kedaruratan dapat segera menghubungi hotline KBRI Tehran di nomor +989024668889.
Tak hanya itu, Kemlu juga meminta WNI untuk menunda perjalanan ke Iran dan Israel.
"WNI yang memiliki rencana penerbangan melalui wilayah Timur Tengah agar mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan, " tandasnya
Meningkatnya konflik militer antara Israel dan Iran membuat kekhawatiran global soal potensi perang yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar rapat darurat pada Jumat (13/6/2025 ) waktu setempat di markas besar PBB, New York, untuk membahas meningkatnya konflik militer antara Israel dan Iran. Namun, belum ada langkah nyata yang diambil PBB.
Iran menuduh Israel melakukan serangan yang kejam dan tidak berdasar. Duta Besar Iran untuk PBB Amir Iravani, menyebut tindakan Israel sebagai "kriminal dan barbar".
Sementara itu, Israel membela tindakannya dengan alasan keamanan nasional dan regional. Danny Danon, Duta Besar Israel, mengatakan bahwa negaranya bertindak untuk mencegah ancaman besar. (hy)