Mahasiswa Pegunungan Bintang Tegas Menolak OPM: “Kami Ingin Damai, Bukan Hidup dalam Ketakutan”

1 month ago 20

Pegunungan Bintang, Papua - Gelombang penolakan terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meluas. Kali ini, suara tegas datang dari mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang secara terbuka mengecam keras dan menolak keberadaan OPM karena dinilai hanya membawa penderitaan bagi rakyat Papua.

Dalam pertemuan yang digelar di salah satu lapangan di wilayah Pegunungan Bintang, para mahasiswa menyampaikan pernyataan sikap bersama. Mereka menegaskan bahwa aksi-aksi kekerasan, penembakan, dan teror yang dilakukan OPM tidak lagi mencerminkan perjuangan rakyat, melainkan justru menjadi sumber ketakutan dan kemunduran.

“Kami sebagai generasi muda Papua menolak dengan tegas keberadaan OPM. Mereka tidak membela rakyat, tetapi justru menjadi penyebab utama rakyat hidup dalam penderitaan, ” tegas Ketua Ikatan Mahasiswa Pegunungan Bintang, Yulius Taplo, saat membacakan pernyataan sikap, Minggu (5/10/2025).

Para mahasiswa menilai, rangkaian kekerasan yang dilakukan OPM, mulai dari penembakan warga sipil, pemalakan, hingga pembakaran fasilitas umum, telah menjadikan masyarakat biasa sebagai korban. Guru, tenaga kesehatan, hingga petani mereka yang seharusnya membangun daerah justru menjadi sasaran.

“Kalau benar mereka memperjuangkan rakyat, mengapa rakyat yang selalu dijadikan korban? Itu bukan perjuangan, itu kejahatan, ” tambah Yulius dengan nada tegas.

Selain mengecam keras keberadaan OPM, mahasiswa juga mendesak aparat keamanan agar bertindak lebih tegas dan terukur dalam menangani kelompok bersenjata tersebut. Mereka berharap kehadiran negara dapat semakin dirasakan nyata oleh masyarakat di pelosok Papua.

“Kami berharap aparat keamanan tidak ragu menutup ruang gerak OPM. Kehadiran negara harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat Papua, ” ujar Sekretaris Ikatan Mahasiswa Pegunungan Bintang, Maria Magal.

Melalui pernyataan ini, para mahasiswa ingin menegaskan kepada publik bahwa tidak semua orang Papua mendukung OPM. Justru semakin banyak generasi muda Papua yang menginginkan perdamaian, pendidikan, dan pembangunan, bukan kekacauan dan ketakutan.

“Kami ingin belajar, kami ingin membangun tanah kelahiran kami, bukan menghancurkannya dengan senjata. Harapan kami sederhana: hidup damai di tanah sendiri, ” tutup Yulius.

Pernyataan tegas ini menjadi bukti bahwa semangat nasionalisme dan cinta damai terus tumbuh di kalangan generasi muda Papua. Mereka menolak ide separatis dan memilih masa depan yang sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Papua tidak butuh perang, Papua butuh damai. Suara generasi muda adalah harapan untuk masa depan tanpa kekerasan.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |