PUNCAK - Di balik sunyi hutan dan dinginnya udara pegunungan Distrik Sinak, terdengar lantang tawa anak-anak yang berbaur dengan semangat belajar. Bukan di ruang kelas berdinding semen, melainkan di sebuah pos TNI yang kini menjelma menjadi sekolah sederhana. Di tempat inilah prajurit Satgas Yonif 142/Kesatria Jaya (KJ) menorehkan pengabdian berbeda: menjadi guru bagi anak-anak Papua.
Pemandangan itu menjadi bukti nyata bahwa prajurit TNI tak hanya dituntut piawai di medan pertempuran, tetapi juga mampu menjadi pencerah di medan kehidupan. Mereka datang bukan dengan derap langkah militer, melainkan dengan buku bacaan, pensil warna, dan senyum yang menyulut semangat belajar anak-anak di pedalaman.
Loreng yang Membawa Cahaya Ilmu
Setiap hari, pos penjagaan di Sinak dipenuhi keceriaan. Anak-anak setempat duduk berbaris rapi, sebagian memegang buku tulis lusuh, sebagian lagi menyalin huruf-huruf yang baru saja mereka kenal. Bagi mereka, sosok prajurit berseragam loreng bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga guru yang sabar mengajari cara berhitung, membaca, hingga menggambar.
Lettu Inf Sujayadi, Pa Psi Satgas Yonif 142/KJ, menegaskan bahwa pendidikan adalah jembatan bagi anak-anak Papua untuk menatap masa depan.
“Anak-anak Papua adalah masa depan kita semua. Mereka harus mendapatkan hak pendidikan yang layak, meskipun berada jauh di pedalaman. Kami hadir untuk membantu agar semangat belajar mereka terus tumbuh, ” ujarnya penuh keyakinan.
Di sela tugas menjaga kedaulatan, prajurit Satgas menyisihkan waktu untuk mengajar. Bagi mereka, mengajari huruf A hingga Z sama mulianya dengan menjaga garis batas negara.
Syukur yang Mengharukan
Kehadiran prajurit sebagai guru mendapat sambutan haru dari masyarakat. Seorang warga, dengan mata berkaca-kaca, menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Kami berterima kasih kepada Bapak-bapak TNI yang sudah banyak mengajari anak-anak kami. Semoga kelak mereka jadi orang berguna untuk bangsa dan tanah Papua, ” ucapnya lirih.
Ungkapan itu sederhana, namun sarat makna. Bagi masyarakat Sinak, kesempatan belajar adalah barang mewah. Dan kini, harapan itu hadir dalam balutan seragam loreng yang penuh ketulusan.
Apresiasi dari Pangkoops Habema
Apa yang dilakukan Satgas Yonif 142/KJ juga mendapat apresiasi langsung dari Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. Ia menyebut, langkah prajurit di Sinak adalah wujud nyata peran TNI dalam membangun peradaban.
“Apa yang dilakukan prajurit Yonif 142/KJ adalah wujud nyata dari komitmen kami, bahwa TNI hadir bukan hanya untuk menciptakan rasa aman, tetapi juga untuk membangun peradaban, ” tegas Mayjen Lucky.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pendidikan adalah investasi paling berharga bagi masa depan Papua.
“Dengan pendidikan yang layak, anak-anak Papua akan memiliki bekal untuk menjadi pemimpin di masa depan. Mereka adalah kunci untuk mewujudkan kedamaian abadi dan kemajuan di Tanah Papua, ” tambahnya.
Prajurit, Guru, dan Sahabat Rakyat
Semangat pengabdian prajurit Yonif 142/KJ di Sinak membuktikan satu hal: di balik seragam loreng, ada hati yang tulus untuk melayani. Mereka tidak hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga menyalakan obor harapan di tengah keterbatasan.
Pos militer yang biasanya identik dengan kedisiplinan dan ketegasan, kini berubah fungsi menjadi sekolah rakyat. Dan anak-anak Papua, dengan tawa riangnya, menjadi saksi bahwa ilmu bisa hadir di mana saja—selama ada keikhlasan untuk berbagi.
Satgas Yonif 142/KJ telah menabur asa di Puncak Papua. Dan dari tangan-tangan kecil yang kini rajin menulis dan membaca, harapan itu akan tumbuh menjadi pohon besar yang meneduhkan masa depan bangsa.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono