JAKARTA - Suasana serius menyelimuti kantor Kementerian Pertahanan pada Kamis lalu, ketika Menteri Pertahanan selaku Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN), Sjafrie Sjamsoeddin, memimpin rapat krusial. Agenda utama: penertiban dan pengelolaan komoditas sumber daya alam, khususnya timah, demi memaksimalkan manfaatnya bagi kesejahteraan bangsa sesuai amanat konstitusi.
Rapat ini bukan sekadar pertemuan biasa. Tujuannya jelas: merancang regulasi tata kelola pertambangan timah yang lebih efektif dan berkeadilan. Ini adalah langkah nyata untuk memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia benar-benar berpihak pada kemakmuran rakyat.
Brigjen TNI Frega Wennas Inkiriwang, Karo Infohan Setjen Kemenhan, dalam siaran persnya mengungkapkan bahwa diskusi diawali dengan gambaran kondisi terkini pertambangan timah dari Direktur Utama PT Timah Tbk, Restu Widiyantoro. Ia memaparkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan, terutama maraknya praktik penambangan ilegal yang menghambat optimalisasi produksi.
“Dalam presentasi tersebut, turut disampaikan dua opsi kebijakan strategis yang dapat ditempuh, antara lain penertiban penambangan ilegal serta langkah-langkah penataan lainnya, ” kata Frega Wennas Inkiriwang dalam siaran pers tersebut.
Tak hanya dari sisi industri, berbagai pemangku kepentingan kunci turut memberikan pandangan. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan sorotan tajam terhadap regulasi yang mengatur sektor pertambangan. Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan temuan mengenai aktivitas ilegal yang berkaitan erat dengan kepabeanan.
Perhatian juga tertuju pada aspek tenaga kerja asing. Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, memaparkan pentingnya pengaturan keimigrasian terkait keberadaan tenaga kerja asing di sektor pertambangan.
Menariknya, rapat ini juga mengupas potensi timah sebagai logam tanah jarang. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang juga merangkap sebagai Kepala Badan Industri Mineral, memaparkan bagaimana timah dapat dimanfaatkan sebagai potensi strategis. Frega menjelaskan, “Selain itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Industri Mineral memaparkan soal pemanfaatan timah sebagai potensi strategis dari logam tanah jarang.”
Rapat yang berlangsung tertutup ini diharapkan melahirkan rekomendasi strategis dari DPN kepada Presiden. Frega Wennas Inkiriwang optimistis, langkah-langkah yang dirumuskan akan mampu mendorong peningkatan produksi PT Timah, baik dalam konteks hilirisasi maupun ekspor, demi kemakmuran bangsa yang lebih baik.