Metadata Manuskrip Kraton HB II Dibuka British Library

1 month ago 21

LONDONH - Sebuah kabar gembira bagi dunia pelestarian sejarah dan budaya Indonesia! British Library kini telah membuka akses metadata untuk ratusan manuskrip Jawa yang dipercaya merupakan koleksi berharga milik Sultan Hamengku Buwono II. Artefak intelektual ini diyakini dirampas oleh pasukan Inggris dalam peristiwa bersejarah Geger Sapehi pada tahun 1812.

Pembukaan akses ini diumumkan melalui surat resmi dari Annabel Gallop, Kepala Seksi Asia Tenggara British Library, kepada Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika sekaligus keturunan langsung Sultan HB II. "Kami akhirnya dapat menyediakan, melalui akses terbuka (open access), metadata (deskripsi katalog) dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library, termasuk seluruh manuskrip Jawa, " ujar Gallop dalam suratnya.

Gallop juga menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan balasan suratnya, menjelaskan bahwa pihaknya berupaya melampirkan informasi tambahan yang sangat signifikan untuk memperkaya pemahaman. Data yang kini dapat diakses publik mencakup tidak kurang dari 75 manuskrip Jawa yang berasal dari Yogyakarta pasca-serangan ke Kraton pada tahun 1812. Selain itu, terdapat pula sekitar 120 manuskrip kertas dan 50 manuskrip daun lontar Jawa lainnya, termasuk yang berasal dari Pura Pakualaman.

Harapannya, materi berharga ini akan memberikan manfaat luar biasa dan menjadi masukan krusial bagi Yayasan Vasatii Socaning Lokika dalam merumuskan arah penelitian dan kolaborasi di masa depan. Fajar Bagoes Poetranto menyambut baik langkah British Library ini sebagai sebuah kemajuan penting dalam upaya pelestarian dan penelusuran warisan intelektual Jawa yang tak ternilai.

Lebih lanjut, yayasan juga telah menyampaikan undangan resmi kepada seorang pakar dunia untuk berkunjung ke Indonesia, dengan pilihan lokasi di Yogyakarta atau Jakarta. "Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari korespondensi sebelumnya dan pembagian metadata terkait manuskrip Jawa yang telah dilakukan oleh pakar yang diundang, " jelas Fajar Bagoes Poetranto.

Saat ini, Yayasan Vasatii Socaning Lokika tengah menggulirkan berbagai inisiatif jangka panjang yang ambisius. Program ini mencakup transliterasi dan studi mendalam terhadap lebih dari 7.500 manuskrip yang masih belum diterjemahkan, termasuk naskah-naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Nyogyakarta. Upaya ini menunjukkan komitmen kuat dalam menghidupkan kembali kekayaan khazanah sastra dan spiritual Jawa.

Sebagai bagian dari visi jangka panjang, yayasan juga tengah mempersiapkan pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip. Lembaga ini akan didedikasikan khusus untuk kajian mendalam mengenai peradaban Jawa pra-kolonial, membuka cakrawala baru pemahaman sejarah.

Tak berhenti di situ, yayasan tengah menyusun proposal kolaborasi yang komprehensif dengan British Library. Tujuannya adalah untuk menjajaki kerangka akses yang etis, pengayaan metadata yang lebih detail, serta pembangunan infrastruktur digital yang aman dan terjamin bagi teks-teks warisan budaya yang rapuh ini. "Pertemuan tersebut akan berfokus pada pembahasan modalitas kemitraan dengan institusi-institusi di Inggris, mencakup isu-isu terkait akses digital, interpretasi bersama, dan perlindungan integritas intelektual naskah, " ujar Fajar Bagoes Poetranto, menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menjaga kekayaan intelektual bangsa. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |