JAKARTS - Kejutan kembali menyelimuti jagat publik Indonesia seiring mencuatnya nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pusaran kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina. Nama Ahok disebut oleh Hari Karyuliarto, seorang tersangka dalam kasus tersebut, yang secara gamblang menyatakan bahwa Ahok dan mantan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, turut memikul tanggung jawab atas skandal ini.
Permintaan pertanggungjawaban ini disampaikan langsung oleh Hari Karyulianto kepada awak media saat dirinya hendak menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, pada Kamis (25/9/2025). Momen ini menjadi sorotan tajam, mengingat kapasitas kedua nama besar yang diseret dalam perkara ini.
Hari Karyulianto, yang pernah menjabat sebagai Direktur Gas Pertamina periode 2012–2014, tidak ragu melontarkan pernyataannya. Ia secara spesifik menunjuk Ahok yang saat itu menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina dan Nicke Widyawati selaku Direktur Utama Pertamina sebagai pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban.
"Untuk kasus LNG, saya minta Pak Ahok dan Bu Nicke bertanggung jawab, salam buat mereka berdua ya, " ujar Hari Karyulianto.
Penyebutan nama Ahok dan Nicke Widyawati ini tentu menimbulkan pertanyaan publik, terutama terkait seberapa jauh keterlibatan mereka dan bagaimana posisi mereka dalam kasus yang kini tengah diusut tuntas oleh KPK.
Di tengah ramainya pemberitaan ini, sorotan publik turut tertuju pada profil keuangan Ahok. Terakhir kali melaporkan harta kekayaannya kepada KPK pada 26 Maret 2024, saat itu Ahok masih tercatat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Jabatan yang ia emban sejak 25 November 2019 hingga akhirnya mengundurkan diri pada 2 Februari 2024.
Meskipun telah melepaskan jabatannya di perusahaan migas pelat merah tersebut, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Ahok menunjukkan angka yang fantastis. Total kekayaan Basuki Tjahaja Purnama tercatat mencapai Rp 63, 3 miliar, tepatnya sebesar Rp 63.365.202.592. (PERS)
