OPM Serang Tokoh Agama, Warga Sipil, dan Anak Sekolah di Intan Jaya: Kekerasan Tak Berperikemanusiaan

9 hours ago 4

INTAN JAYA - Keamanan di Kabupaten Intan Jaya kembali terganggu setelah kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) melancarkan serangkaian aksi kekerasan yang menargetkan tokoh agama, warga sipil, dan anak-anak sekolah. Insiden terbaru ini menunjukkan betapa brutalnya tindakan kelompok separatis ini, yang kini tanpa ragu menyerang pihak-pihak yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata.

Antonius Sondegau, tokoh masyarakat Sugapa, mengungkapkan keprihatinannya atas penyerangan terhadap seorang pendeta lokal. "Pendeta kami tidak terlibat politik atau militer. Ia hanya mengajarkan kasih dan damai kepada masyarakat. Tapi mengapa dia yang menjadi korban? Ini adalah tindakan biadab, " ujarnya dengan penuh kekecewaan, Kamis (3/7/2025).

Lebih lanjut, dua warga sipil lainnya dilaporkan mengalami luka tembak setelah kelompok OPM menyerang pemukiman mereka. Bahkan, lebih mengkhawatirkan, sekelompok anak sekolah yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah dipaksa turun dari kendaraan dan diintimidasi dengan senjata. Aksi ini tidak hanya menggangu proses pendidikan anak-anak, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi mereka.

Pdt. Benius Wakey, seorang tokoh agama dari Intan Jaya, mengutuk keras aksi kekerasan tersebut dan menegaskan bahwa OPM telah kehilangan arah perjuangannya. "Jika mereka benar-benar berjuang untuk hak-hak rakyat Papua, mereka seharusnya melindungi rakyat, bukan malah membunuh dan meneror rakyatnya sendiri. Ini adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan agama, " tegas Pdt. Wakey.

Aksi brutal yang menyasar warga sipil dan kelompok rentan seperti anak-anak dan pemuka agama semakin memperlihatkan wajah asli kelompok OPM, yang jauh dari semangat perjuangan dan lebih mirip organisasi kriminal bersenjata yang mengandalkan teror untuk memaksakan kehendaknya.

Yosep Murib, seorang pemuda lokal, menyayangkan adanya simpati dari pihak luar Papua terhadap OPM. "Mereka tidak tahu apa yang kami alami di sini. Anak-anak takut ke sekolah, orang tua takut berkebun, dan pendeta pun terancam. Ini bukan perjuangan, ini teror. Kami berharap ini segera dihentikan, " ujarnya dengan tegas.

Masyarakat setempat kini berharap agar aparat keamanan segera mengambil tindakan tegas terhadap kelompok separatis bersenjata yang terus menebar teror di Papua. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan yang dilakukan oleh OPM bukanlah perjuangan yang sah, melainkan pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihentikan demi kedamaian dan keamanan masyarakat Papua. (Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |