Pernyataan Mengejutkan Komandan Kodap XVI Yahukimo: Ancam Tembak Masyarakat Sendiri, Tokoh Adat Papua Angkat Suara

1 month ago 17

Yahukimo, Papua Pegunungan - Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo kembali memanas usai beredarnya pernyataan mengejutkan dari Komandan Kodap XVI Yahukimo, Mayor Kopi Tua Heluka, yang mengancam akan menembak mati siapa pun tanpa pandang bulu, termasuk orang asli Papua (OAP), pendatang, bahkan keluarganya sendiri.

Pernyataan tersebut, yang terekam dalam sebuah audio dan beredar luas di kalangan warga pada Minggu (5/10/2025), memicu gelombang keresahan dan ketakutan di tengah masyarakat.

“Saya dan pasukan di medan sedang berjuang setengah mati, saya tidak peduli siapapun, mau dia OAP atau pendatang akan saya tembak mati, begitu pun keluarga saya, ” ujar Heluka dalam rekaman tersebut.

Ancaman itu dinilai mencerminkan keputusasaan kelompok bersenjata OPM yang selama ini kerap menebar teror dan kekerasan di wilayah Yahukimo. Tindakan tersebut juga dianggap bertentangan dengan nilai-nilai adat Papua yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, perdamaian, dan kehidupan bersama.

Kecaman Keras dari Tokoh Adat Papua

Menanggapi pernyataan tersebut, tokoh adat Yahukimo, Pdt. Yulianus Wonda, mengecam keras sikap brutal itu. Ia menegaskan bahwa ancaman membunuh tanpa alasan jelas tidak bisa diterima, baik secara adat maupun kemanusiaan.

“Ancaman itu sungguh tidak dapat diterima. Orang Papua hidup dengan adat, saling menjaga satu sama lain, bukan saling mengancam atau membunuh. Jika benar seorang pemimpin bisa mengucapkan demikian, maka jelas dia sudah kehilangan nilai kemanusiaan, ” tegas Wonda.

Senada dengan itu, tokoh pemuda Yahukimo, Markus Heluka, juga menyatakan bahwa ucapan tersebut tidak mencerminkan perjuangan rakyat Papua. Ia menilai bahwa tindakan seperti itu hanya memperburuk penderitaan masyarakat dan menghilangkan arah perjuangan yang sesungguhnya.

“Yang menjadi korban bukan hanya orang pendatang, tetapi juga orang asli Papua. Jika keluarga sendiri pun dijadikan sasaran, berarti perjuangan itu sudah tidak memiliki arah dan tujuan yang benar, ” ujarnya.

Masyarakat Minta Aparat Bertindak Tegas

Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat seiring intensitas ancaman dan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Warga pun mendesak aparat keamanan untuk bertindak tegas dan terukur, memastikan perlindungan bagi masyarakat sipil, serta menindak tegas pelaku ancaman dan teror.

Mereka berharap kehadiran negara di tanah Papua benar-benar menghadirkan rasa aman dan damai, bukan hanya melalui pendekatan keamanan, tetapi juga pendekatan kemanusiaan dan kesejahteraan.

“Kami hanya ingin hidup damai. Jangan lagi ada ancaman, apalagi dari orang yang mengaku berjuang untuk rakyat, ” tutur salah satu warga Yahukimo yang enggan disebut namanya.

Pernyataan kontroversial Mayor Kopi Tua Heluka kini menjadi sorotan publik, sekaligus memperlihatkan bahwa gerakan bersenjata yang mengatasnamakan perjuangan Papua semakin kehilangan arah moral dan dukungan masyarakat. Sementara itu, suara rakyat Papua semakin lantang: mereka menginginkan perdamaian, bukan peperangan.

Papua tak butuh peluru, Papua butuh kasih dan kedamaian. Ancaman terhadap rakyat adalah pengkhianatan terhadap tanah kelahiran sendiri.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |