PUNCAK - Di balik hamparan hijau dan puncak-puncak pegunungan yang menjulang di Papua, tersembunyi kisah nyata tentang ketulusan dan pengabdian. Sabtu (30/8/2025), Kampung Jenggernok di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, kembali menjadi saksi bagaimana prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) menjelma bukan hanya sebagai penjaga keamanan, melainkan juga sebagai penolong kehidupan.
Hari itu, Pos Gome dipenuhi warga. Mereka datang dengan berbagai keluhan kesehatan: anak kecil dengan demam, orang tua yang menahan sakit sendi, hingga ibu rumah tangga yang lelah karena penyakit kulit akibat sanitasi yang kurang memadai. Tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengadu pada Pos TNI. Puskesmas setempat sudah lama tidak beroperasi, sementara perjalanan ke RSUD Ilaga hanya bisa ditempuh dengan waktu panjang, medan berat, dan biaya besar.
Pos Gome, Pintu Harapan di Tengah Keterbatasan
Bagi warga Jenggernok, Pos Gome bukan sekadar pos militer. Di sanalah mereka menemukan harapan. Dengan wajah ramah dan sikap penuh kesabaran, para prajurit menyambut setiap warga yang datang. Seakan batas antara tentara dan rakyat menghilang, berganti dengan ikatan kekeluargaan yang tulus.
Salah satunya dirasakan Mama Yuliana Waker (42). Dengan suara bergetar ia menuturkan rasa syukurnya setelah mendapat pertolongan medis.
“Kalau bukan ke Pos TNI, kami harus jalan jauh sekali ke Ilaga. Saya senang sekali karena bapak-bapak tentara mau bantu kami berobat gratis. Terima kasih banyak, ini sangat menolong kami, ” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Cerita seperti Mama Yuliana bukanlah hal baru di Papua. Di banyak kampung, akses kesehatan adalah perjuangan panjang. Karena itu, kehadiran prajurit TNI dengan pelayanan sederhana namun tulus, bagaikan tangan Tuhan yang menjawab doa-doa masyarakat.
Janji Pengabdian Prajurit
Bagi prajurit Satgas, pelayanan kesehatan ini adalah bagian dari janji pengabdian. Danpos Gome, Lettu Inf Na’im Aryo S.T.Han, menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama.
“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga berkomitmen memberikan pelayanan kemanusiaan. Jika warga kesulitan mendapatkan akses kesehatan, Pos Gome akan selalu terbuka untuk membantu. Bagi kami, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah prioritas, ” tegasnya.
Pernyataan itu sejalan dengan arahan Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menekankan bahwa kehadiran TNI di Papua tidak sebatas pada tugas menjaga kedaulatan.
“Kami ingin masyarakat merasakan kehadiran TNI sebagai teman dan penolong yang setia. Aksi kemanusiaan yang dilakukan prajurit di Pos Gome adalah bukti bahwa TNI selalu hadir sebagai solusi. Di mana pun rakyat membutuhkan, TNI akan selalu ada, ” tandasnya.
Loreng yang Membawa Kehangatan
Di balik seragam loreng dan senapan, tersimpan hati yang penuh kepedulian. Di Kampung Jenggernok, para prajurit Satgas Yonif 700/WYC menunjukkan bahwa kekuatan sejati seorang prajurit bukan hanya diukur dari keberanian di medan tempur, melainkan juga dari kehangatan di medan kemanusiaan.
Kehadiran mereka telah menjembatani jurang keterbatasan, sekaligus menegaskan bahwa TNI adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Bagi warga Jenggernok, Pos Gome bukan sekadar bangunan militer, melainkan rumah kedua tempat mereka menemukan senyum, harapan, dan kehidupan baru.
Di tanah Papua yang penuh tantangan, Satgas Yonif 700/WYC telah menorehkan pesan sederhana: bahwa cinta kasih dan pengabdian adalah senjata paling ampuh untuk memenangkan hati rakyat.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono