Teror Tanpa Nurani: OPM Tewaskan Enam Warga, Dua di Antaranya Putra Asli Papua di Yahukimo

1 month ago 23

Yahukimo, Papua Pegunungan - Gelombang teror kembali mengguncang Tanah Papua. Enam warga sipil tewas secara tragis di Kali Ei, Kabupaten Yahukimo, akibat serangan brutal kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XVI Yahukimo. Ironisnya, di antara para korban, dua merupakan masyarakat asli Papua bukti bahwa kekerasan OPM kini tak lagi mengenal batas kemanusiaan maupun identitas.

Keenam korban ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Serangan dilakukan secara membabi buta, tanpa pandang bulu. Aksi ini mematahkan klaim OPM sebagai “pejuang rakyat Papua”, karena kini justru rakyat sendiri yang menjadi korban kebiadaban mereka.

Lebih memprihatinkan lagi, Sebby Sambom, yang mengaku sebagai juru bicara TPNPB-OPM, melalui pernyataannya di media sosial justru menghasut anggota OPM untuk melakukan pembunuhan terhadap masyarakat asli Papua. Seruan itu semakin menunjukkan bahwa kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut tidak lagi memiliki dasar perjuangan, melainkan teror tanpa arah.

Tokoh masyarakat Yalimo, Musa Heluka, menyampaikan duka mendalam dan mengecam keras tindakan biadab tersebut.

“Ini sangat memalukan dan menyedihkan. Mereka mengaku memperjuangkan rakyat Papua, tapi justru membunuh anak-anak Papua sendiri. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kekerasan seperti ini, ” tegasnya, Jum'at (3/10/2025).

Nada serupa juga disampaikan Ketua Dewan Adat Yahukimo, Yonas Wakerwa. Ia menilai tindakan OPM telah mencoreng nama baik Papua di mata bangsa dan dunia.

“Kalau benar berjuang untuk rakyat, seharusnya melindungi rakyat, bukan membantai. Ini kejahatan kemanusiaan, ” ujarnya.

Proses evakuasi keenam jenazah ke fasilitas kesehatan terdekat berjalan penuh risiko. Aparat keamanan yang berupaya mengevakuasi korban harus menghadapi gangguan dari OPM Kodap XVI Yahukimo yang menembakkan senjata api dan anak panah ke arah tim evakuasi.

Peristiwa memilukan di Kali Ei menjadi pengingat bahwa aksi kekerasan OPM bukan perjuangan, melainkan teror terhadap rakyat sendiri. Mereka bukan lagi pembela Papua, tetapi ancaman bagi kedamaian dan masa depan masyarakat di tanah kelahiran mereka sendiri.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |