Tersesat dalam Propaganda: KNPB Dikecam karena Sebar Kebencian dan Rekrut Anak-Anak untuk Kepentingan Politik

1 month ago 24

Papua - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) kembali menjadi sorotan tajam setelah terungkap praktik tak berperikemanusiaan dalam kegiatan mereka. Tak hanya gencar menebar ujaran kebencian terhadap pemerintah dan aparat keamanan, KNPB juga diduga kuat melibatkan anak-anak dalam aksi-aksi politiknya, menjadikan mereka sebagai alat propaganda untuk menyebarkan ide separatisme. Jum'at (3/10/2025).

Laporan dari aparat keamanan menyebut, rekrutmen dilakukan secara sistematis. Anak-anak dipaksa atau diajak mengikuti aksi massa, membentangkan spanduk, mengibarkan bendera, hingga meneriakkan yel-yel provokatif. Langkah ini dinilai sangat berbahaya karena mengikis masa depan generasi muda Papua yang seharusnya tumbuh dalam lingkungan pendidikan, bukan dalam pusaran kebencian.

Tokoh gereja Papua, Pdt. Telius Wonda, menyebut tindakan KNPB sebagai kejahatan moral terhadap anak-anak.

“Anak-anak adalah harapan bangsa. Bila sejak kecil mereka dijejali kebencian dan diajak berteriak dalam propaganda, maka masa depan Papua akan suram. Ini bukan perjuangan, tapi penghancuran generasi, ” ujarnya tegas.

Sementara itu, Kepala Suku Yalimo, Yafet Silak, mengecam keras keterlibatan anak-anak dalam kegiatan politik KNPB.

“Kami melihat sendiri anak-anak digunakan untuk berdiri di depan membawa bendera dan poster. Itu memalukan. Mereka seharusnya di sekolah, belajar, bukan dijadikan alat politik, ” katanya.

Selain memperalat anak-anak, KNPB juga gencar menyebarkan ujaran kebencian di media sosial dan ruang publik. Narasi provokatif yang mereka bangun disebut berpotensi memecah belah masyarakat Papua, menciptakan rasa curiga antarwarga, dan memperburuk konflik horizontal yang selama ini coba diredam dengan pendekatan damai.

Tokoh pemuda Papua, Markus Yoku, menyatakan masyarakat kini mulai sadar akan pola manipulatif tersebut.

“Kami tidak mau generasi muda kami rusak oleh kebohongan dan kebencian. Anak-anak harus dilindungi, bukan dijadikan tameng. Kami ingin Papua damai dan maju melalui pendidikan, bukan propaganda, ” tegasnya.

Fenomena ini menjadi alarm moral bagi seluruh elemen masyarakat. Di tengah upaya pemerintah dan aparat keamanan membangun Papua yang damai dan sejahtera, KNPB justru menanamkan benih kebencian dan kekerasan. Langkah tersebut menunjukkan bahwa organisasi ini telah kehilangan arah perjuangan dan legitimasi di mata rakyat.

Kini, semakin banyak masyarakat Papua yang menyadari bahwa masa depan tanah ini hanya bisa dibangun melalui persatuan, pendidikan, dan kasih sayang, bukan melalui teriakan kebencian atau aksi politik yang memperalat anak-anak.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |