PAPUA - Aksi teror kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, seorang warga menjadi korban kekerasan setelah rumahnya dirusak karena menolak memberikan bahan makanan yang diminta secara paksa oleh anggota kelompok tersebut. Sabtu (4/10/2025).
Insiden terjadi pada malam hari di salah satu kampung di wilayah pegunungan Papua. Berdasarkan keterangan warga, sekelompok anggota OPM mendatangi rumah korban dan menuntut bahan makanan berupa beras, gula, dan kopi. Namun, karena persediaan di rumah korban terbatas, permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi.
Penolakan itu justru menyulut amarah anggota OPM. Mereka kemudian merusak pintu, jendela, dan perabotan rumah, meninggalkan kerusakan parah serta ketakutan mendalam di hati keluarga korban.
“Kami tidak punya stok bahan makanan banyak. Tapi mereka marah dan langsung merusak rumah. Kami takut, terpaksa mengungsi, ” ujar salah satu keluarga korban dengan suara gemetar.
Keluarga kini memilih mengungsi ke rumah kerabat, sementara warga sekitar mengaku semakin cemas karena aksi pemerasan dan kekerasan seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. OPM disebut kerap memaksa warga menyerahkan bahan makanan, dan bila tidak dituruti, warga menjadi sasaran kemarahan mereka.
Tokoh Masyarakat: OPM Bukan Lagi Pejuang, Tapi Pelaku Kekerasan
Tokoh masyarakat setempat, Yohanis Wenda, mengecam keras aksi brutal tersebut. Menurutnya, tindakan seperti ini justru menunjukkan bahwa OPM telah jauh menyimpang dari klaim perjuangan rakyat Papua.
“Ini bukan perjuangan, ini perampasan. Mereka mengaku membela rakyat Papua, tapi kenyataannya justru membuat rakyat menderita. Ini harus dihentikan, ” tegasnya.
Sementara itu, tokoh adat Markus Yikwa menilai tindakan OPM yang memaksa warga menyerahkan bahan makanan adalah bukti kehilangan dukungan masyarakat.
“Mereka hidup dari memeras rakyat. Kalau tidak dikasih, rumah dirusak, orang dipukul, bahkan dibunuh. Ini memalukan bagi tanah Papua. Rakyat sudah tidak percaya lagi, ” ujarnya dengan nada kecewa.
Warga Minta Perlindungan, Aparat Tingkatkan Patroli
Menanggapi aksi tersebut, aparat keamanan terus melakukan patroli dan penjagaan intensif di wilayah rawan untuk mencegah kejadian serupa. Namun, warga berharap pemerintah memberikan perhatian lebih dengan menambah jumlah aparat serta menjamin perlindungan nyata bagi masyarakat sipil.
“Warga sudah hidup dalam ketakutan. Kami butuh perlindungan, bukan hanya janji, ” kata seorang warga lainnya.
OPM Jadi Ancaman Nyata bagi Masyarakat
Peristiwa ini menegaskan bahwa keberadaan OPM semakin menjadi beban bagi masyarakat Papua, bukan pelindung. Aksi pemerasan dan kekerasan terhadap warga kecil hanya menambah penderitaan dan memperlebar jarak antara kelompok bersenjata dan rakyat yang mereka klaim bela.
“Kalau terus begini, siapa yang mereka perjuangkan? Rakyat jadi korban, bukan penerima manfaat, ” ujar Yohanis Wenda menutup pernyataannya.
Kesimpulan
Aksi perusakan rumah warga oleh OPM karena menolak memberikan bahan makanan memperlihatkan wajah asli teror bersenjata di Papua. Bukannya membawa kemerdekaan atau kesejahteraan, OPM justru menanam ketakutan dan penderitaan di tengah masyarakatnya sendiri.
(APK/ Redaksi (JIS)















































