GORONTALO - Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI Pengajian Al-Hidayah Provinsi Gorontalo secara tegas menggaungkan pentingnya kolaborasi erat antara para kader senior yang sarat pengalaman dan kader muda yang adaptif terhadap teknologi. Pesan krusial ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP Pengajian Al-Hidayah, Iin Kandedes, saat hadir dalam forum Musda yang diselenggarakan di Aula Rumah Jabatan Wakil Gubernur Gorontalo pada Kamis, 28 Agustus 2025.
“Kader senior memiliki pengalaman, kebijaksanaan, serta ilmu yang dapat menjadi teladan. Sementara kader muda dibutuhkan karena lebih akrab dengan perkembangan teknologi digital, ” ujar Iin Kandedes.
Beliau menambahkan bahwa di era transformasi digital ini, metode dakwah tidak lagi terpaku pada cara-cara konvensional. Kini, berbagai platform media sosial seperti TikTok dan kanal digital lainnya menjadi medan dakwah yang potensial. Oleh sebab itu, peran generasi muda yang mahir teknologi menjadi sangat vital guna memperluas jangkauan dakwah Al-Hidayah, terutama untuk menyasar kalangan perempuan muda.
“Di tingkat pusat itu ibu Wagub, sudah banyak pengurus muda yang aktif, salah satunya Bendahara Umum Al-Hidayah yang saat ini masih berusia 30-an tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kaderisasi berjalan baik dan dapat terus diperkuat hingga tingkat daerah, ” kata Iin Kandedes.
Senada dengan pandangan tersebut, Wakil Gubernur Gorontalo yang juga menjabat sebagai Penasehat DPD Pengajian Al-Hidayah, Idah Syahidah Rusli Habibie, turut menekankan urgensi kaderisasi. Menurutnya, dengan adanya keseimbangan komposisi antara kader senior dan kader muda, Al-Hidayah diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, sekaligus tetap relevan di tengah dinamika zaman yang terus berubah.
“Selama ini pengajian Al-Hidayah dalam pandangan masyarakat hanya diikuti kalangan orang tua saja. Karena itu penting bagi kita untuk melibatkan generasi muda seperti Gen-Z. Pemikiran mereka akan sangat dibutuhkan di tengah kemajuan teknologi saat ini, ” tutur Idah Syahidah.
Pengajian Al-Hidayah, sebuah organisasi perempuan yang telah berkiprah selama 46 tahun, lahir dari rahim Partai Golkar. Organisasi ini juga telah resmi terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Kementerian Dalam Negeri, menandai keberadaannya yang kokoh dalam lanskap sosial keagamaan di Indonesia. (Publik Gorontalo)