Ancaman Teror OPM: Masyarakat Papua Ditekan untuk Mendukung dengan Kekerasan

1 day ago 9

PAPUA - Kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM), kembali menunjukkan sisi gelap perjuangan mereka dengan meneror dan mengancam warga asli Papua yang menolak memberikan dukungan logistik dan perlindungan kepada mereka. Ancaman ini semakin meresahkan masyarakat yang selama ini hanya menginginkan kehidupan yang damai dan bebas dari kekerasan. Kamis (5/6/2025).

Di Kecamatan Kobagma, Kabupaten Mamberamo Tengah, ketegangan semakin meningkat, dengan banyak warga yang dipaksa memilih antara menyerah pada kekerasan kelompok separatis atau menjadi sasaran ancaman. Paskalis Wenda, Kepala Distrik Kobagma, mengungkapkan rasa kecewa dan kekhawatirannya terhadap situasi yang semakin memburuk.

“Warga yang hanya ingin hidup damai kini dipaksa memilih antara menyerah kepada kelompok bersenjata atau menghadapi kekerasan. Ini sangat mencederai rasa kemanusiaan dan membuat masyarakat hidup dalam ketakutan, ” ujar Paskalis Wenda dengan nada penuh keprihatinan.

Menentang Ancaman: Dewan Adat Papua Tegaskan Dukungan pada Perdamaian

Yulianus Murib, Ketua Dewan Adat Papua wilayah La Pago, dengan tegas mengecam tindakan OPM yang mengancam warga asli Papua. Menurutnya, tindakan pemaksaan yang dilakukan kelompok separatis ini bertentangan dengan nilai-nilai adat yang telah dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua selama bertahun-tahun, yaitu saling menghormati, tolong-menolong, dan kebebasan berpendapat.

“OPM tidak punya hak untuk menekan masyarakat. Jika mereka benar-benar berjuang untuk Papua, mereka seharusnya melindungi rakyat, bukan menakut-nakuti. Cara mereka bukanlah perjuangan, melainkan tindakan penjahat, ” tegas Yulianus Murib dalam konferensi pers yang digelar di Wamena.

Yulianus juga mengajak seluruh masyarakat Papua untuk tidak tunduk pada ancaman dan tetap bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di tanah Papua.

Pesan dari Gereja: Perjuangan Tidak Bisa Dibangun dengan Ancaman

Pendeta Alberth Matuan, tokoh gereja dari Sinode GKI Papua, turut memberikan respons terhadap tindakan kekerasan ini. Dalam pandangannya, ancaman yang dilontarkan oleh kelompok separatis bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral.

“Tak ada ajaran agama yang membenarkan menakut-nakuti sesama demi kepentingan politik atau kelompok. Gereja sangat prihatin dan menyerukan agar masyarakat tetap teguh dalam iman, serta tidak ragu untuk melaporkan tindakan-tindakan intimidatif yang mereka alami, ” ujar Pendeta Alberth dengan penuh keyakinan.

Pendeta Alberth menambahkan bahwa gereja akan terus memberikan pendampingan moral dan spiritual bagi masyarakat yang menjadi korban teror dan intimidasi, memastikan mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi ancaman ini.

Kesimpulan: Masyarakat Papua Harus Bersatu Melawan Ancaman Terorisme

Tindakan OPM yang menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak jelas tidak mencerminkan perjuangan yang adil dan bermartabat. Masyarakat Papua, yang selama ini hidup damai, kini dihadapkan pada ancaman yang tidak seharusnya mereka hadapi. Pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat Papua harus bersatu dalam menjaga kedamaian dan menolak kekerasan. (*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |