TEMANGGUNG - Di tengah riuhnya pembangunan fisik dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125, sebuah kisah menyentuh muncul dari sudut kecil Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Rumah milik Paidi, warga RT 03 RW 01, menjadi saksi bisu bagaimana nilai-nilai adat dan gotong royong tetap dijunjung tinggi di tengah proses modernisasi.
Jumat (08/08/2025) pagi itu, sejumlah personel TNI-POLRI bersama warga tampak membongkar rumah kayu tua milik Paidi. Namun tidak ada kesedihan, kegelisahan, atau penolakan. Yang ada justru senyum tulus dan semangat kebersamaan yang membuncah dari tiap pekerja dan relawan. Pembongkaran itu bukan karena pelanggaran atau penggusuran, melainkan bagian dari program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang menjadi sasaran prioritas TMMD tahun ini.
Adat Tak Ditinggalkan, TNI Menghormati Tradisi
Menariknya, rumah Paidi menjadi salah satu yang terakhir dibongkar. Ini bukan karena kelalaian atau keterlambatan, melainkan karena perhitungan hari baik menurut kalender adat Jawa. Masyarakat di Desa Banaran masih memegang erat tradisi leluhur dalam menentukan waktu yang tepat untuk membangun atau membongkar rumah. Dan TNI yang hadir sebagai bagian dari masyarakat tidak hanya memahami, tetapi juga menghormati dan mengikuti nilai-nilai lokal tersebut.
“Kami sangat menghormati adat dan kepercayaan warga. Pembongkaran rumah Pak Paidi memang baru bisa dilakukan hari ini, karena sesuai perhitungan hari baik menurut adat Jawa. Ini bentuk penghargaan kami terhadap kearifan lokal, ” tegas Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., Komandan Satgas TMMD Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung.
Gotong Royong Jadi Tenaga Pendorong
Proses pembongkaran rumah Paidi bukanlah tugas TNI semata. Warga sekitar turut serta, membawa alat kerja, membantu membersihkan puing, hingga menyiapkan konsumsi. Semangat gotong royong yang telah lama menjadi warisan budaya Indonesia benar-benar hidup dalam kegiatan ini.
Letkol Hermawan meyakini bahwa rumah Paidi tidak hanya akan rampung tepat waktu, tetapi juga berdiri kokoh dan layak huni berkat soliditas antara TNI dan masyarakat.
“Kami optimis. Dengan kemanunggalan TNI dan rakyat, rumah ini akan selesai sebelum penutupan TMMD. Antusiasme warga sangat luar biasa, semua turun tangan tanpa diminta, ” tambahnya.
Lebih dari Sekadar Rumah
Bagi Paidi dan keluarganya, rumah baru yang akan segera dibangun bukan sekadar tempat tinggal. Rumah ini adalah simbol perhatian, kepedulian, dan bukti nyata bahwa negara hadir di tengah rakyatnya. Dalam kesederhanaannya, hunian tersebut membawa harapan baru harapan akan kehidupan yang lebih layak, lebih aman, dan lebih bermartabat.
“Saya sangat berterima kasih kepada TNI dan semua warga yang membantu. Saya tidak menyangka rumah saya bisa diperbaiki seperti ini. Ini mimpi yang jadi kenyataan, ” ucap Paidi dengan mata berkaca-kaca.
TMMD: Menyatu dengan Rakyat, Membawa Perubahan Nyata
Program TMMD Reguler ke-125 di Kabupaten Temanggung memang tidak semata-mata mengejar capaian fisik. Lebih dari itu, TMMD adalah platform kemanusiaan yang membangun konektivitas sosial, memperkuat kebudayaan lokal, dan menegaskan kembali bahwa TNI adalah bagian dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dari kisah rumah Paidi, kita belajar bahwa pembangunan sejati tidak hanya soal membangun tembok dan jalan, tapi juga membangun rasa, menghormati tradisi, dan menyatukan hati.
(Pendim 0706/Temanggung)