Agam — Suasana haru bercampur kecewa menyelimuti masyarakat Nagari Nan Tujuah, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Rencana Safari Dakwah bersama Ustadzah Ummi Pipik Dian Irawati yang semestinya digelar di Masjid Taqwa Jorong Lariang, Selasa (19/8/2025), mendadak dibatalkan hanya satu jam sebelum acara dimulai.
Padahal, undangan sudah tersebar beberapa hari sebelumnya. Jamaah dari berbagai jorong sudah berdatangan sejak pagi. Ibu-ibu bahkan sudah menyiapkan jamuan sederhana untuk menyambut tamu dan ustadzah yang diagungkan. Namun, segala persiapan itu seketika buyar begitu panitia lokal mendapat kabar bahwa acara tidak jadi dilaksanakan.
Ketua BKMT Kecamatan Palupuh, MR. Datuak Garang, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
“Masyarakat sudah siap dari pagi, bahkan sebagian jamaah datang sejak awal ke masjid. Tapi satu jam sebelum acara diumumkan batal. Dakwah tidak boleh memilih-milih, entah jamaah sedikit, jalan sempit, atau kampung terpencil. Justru yang kecil inilah yang paling butuh sentuhan dakwah, ” ujarnya dengan nada geram.
Senada, Pengurus LKAAM Palupuh, Deliuzar Datuak Mangkudun, menyebut keputusan pembatalan sepihak ini sebagai tamparan bagi masyarakat kecil.
“Kalau dakwah hanya mau hadir di masjid besar, jalan mulus, dan jamaah banyak, lalu bagaimana dengan nagari kecil seperti kami? Dakwah itu soal keikhlasan, bukan soal fasilitas. Keputusan ini membuat masyarakat merasa dianaktirikan, ” tegasnya. Sementara itu, alasan pembatalan disampaikan oleh Ustazah Yentri Warnis, selaku tim dari Ummi Pipik. Ia menilai kondisi jalan menuju masjid tidak layak dan membahayakan keselamatan.
“Saya kira masjidnya di pinggir jalan besar, ternyata masuk ke dalam kampung. Jalannya tidak bagus, saya pikir membahayakan nyawa orang, termasuk Umi Pipik. Baru kali ini saya melihat jalan seperti itu seumur hidup, baru saya tengok di Nagari Nan Tujuah, ” kata Yentri kepada Inyiak Datuak Garang.
Namun, alasan tersebut dinilai masyarakat tidak masuk akal. Menurut warga, akses menuju Masjid Taqwa masih bisa dilalui kendaraan roda empat dan selama ini jamaah selalu hadir tanpa kendala. Justru pernyataan Yentri Warnis dianggap merendahkan martabat Nagari Nan Tujuah, khusus jamaah BKMT Permata Nagari Nan Tujuah.
Seorang jamaah, Ibu Eni (49), mengaku sangat kecewa.
“Kami sudah masak dari pagi, sudah siapkan jamuan untuk ustadzah. Anak-anak pun kami ajak ikut ke masjid. Tapi tiba-tiba dibatalkan. Rasanya sakit hati, karena kami berharap bisa bertemu langsung dengan Ummi Pipik. Ini momen yang kami tunggu-tunggu, ” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Hal serupa disampaikan Ibu Sibar (50), yang sudah menunggu sejak siang di Masjid Taqwa.
“Kami orang kampung, tidak bisa sering-sering ikut acara besar. Begitu ada kabar Ummi Pipik datang, kami senang sekali. Tapi begitu dibatalkan hanya sejam sebelum mulai, kami benar-benar merasa dipandang rendah, ” keluhnya.
Kekecewaan semakin dalam karena pembatalan diumumkan begitu mepet dengan waktu acara. Warga yang sudah memenuhi masjid hanya bisa terdiam, sebagian terlihat meneteskan air mata. Bagi mereka, kesempatan bertemu dan mendengar tausiah Ummi Pipik adalah momen langka yang sudah lama dinanti.
Meski demikian, wirid bulanan tetap dilaksanakan oleh jamaah setempat. Mereka berharap pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga agar dakwah di masa depan benar-benar berpijak pada niat ikhlas menebarkan ilmu agama, tanpa memandang besar kecilnya nagari, banyak sedikitnya jamaah, maupun bagus tidaknya jalan menuju rumah Allah.(Lindafang)