Herman Djide: Kebun Pepaya Subur, Warisan Hijau yang Menjamin Masa Depan

14 hours ago 3

PANGKEP SULSEL - Kebun pepaya yang subur dengan deretan pohon penuh buah adalah gambaran dari kerja keras yang berpadu dengan kecintaan pada tanah. Di setiap batang pohon yang kokoh dan setiap buah yang menggantung, tersimpan kisah ketekunan petani dalam merawat alam. Pepaya bukan hanya komoditas yang mudah dibudidayakan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan, sehingga menjadi pilihan utama bagi banyak petani yang ingin memaksimalkan lahan.

Keberhasilan kebun pepaya ini tidak bisa dilepaskan dari peran pupuk organik, khususnya kompos. Dalam gambar, terlihat tempat kompos yang ditempatkan di tengah kebun, menjadi sumber nutrisi utama bagi pohon-pohon pepaya. Ini adalah bukti nyata bahwa pupuk alami mampu menjaga kesuburan tanah dan membuat tanaman tumbuh optimal tanpa harus mengandalkan pupuk kimia berlebihan.

Kompos bekerja secara alami, memberikan unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang sangat dibutuhkan tanaman pepaya. Lebih dari itu, kompos juga memperbaiki struktur tanah, membuatnya lebih gembur dan mampu menahan air. Hasilnya, pepaya tumbuh lebih cepat, buah lebih besar, dan rasanya lebih manis. Inilah keuntungan yang sering diabaikan ketika petani terlalu tergantung pada pupuk kimia instan.

Menempatkan tempat kompos di dalam kebun memiliki keuntungan praktis. Petani tidak perlu mengangkut pupuk dari lokasi yang jauh, sehingga menghemat tenaga dan biaya. Limbah organik dari sekitar kebun, seperti daun gugur, batang pepaya tua, atau sisa panen, bisa langsung diolah menjadi kompos di tempat. Dengan begitu, siklus nutrisi tertutup secara alami tanpa membuang sumber daya.

Selain manfaat teknis, kebun pepaya subur dengan kompos di tengahnya juga menjadi simbol kemandirian petani. Mereka tidak lagi sepenuhnya bergantung pada harga pupuk yang naik-turun di pasaran. Dengan memproduksi pupuk sendiri, biaya operasional berkurang dan keuntungan meningkat. Ini adalah langkah penting menuju pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

Dari sisi lingkungan, penggunaan kompos berarti mengurangi pencemaran tanah dan air. Pupuk kimia yang berlebihan sering kali meresap ke dalam air tanah atau terbawa hujan ke sungai, merusak ekosistem. Sebaliknya, kompos bekerja secara alami tanpa meninggalkan residu berbahaya. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menjaga kesehatan bumi yang menjadi tumpuan kehidupan.

Kebun pepaya subur seperti ini juga memiliki potensi menjadi sarana edukasi. Anak-anak sekolah, mahasiswa, atau masyarakat umum bisa belajar langsung bagaimana membuat kompos, menanam pepaya, dan merawatnya hingga panen. Edukasi ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap pertanian dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Pasar pepaya terus terbuka lebar. Buah ini tidak hanya dikonsumsi segar, tetapi juga diolah menjadi jus, selai, manisan, bahkan bahan kosmetik. Dengan produktivitas kebun yang tinggi, petani dapat memasok pasar lokal secara konsisten, bahkan membuka peluang untuk memasuki pasar ekspor. Semua potensi ini dapat dimaksimalkan jika tanah tetap subur dan pohon pepaya terawat baik.

Namun, keberhasilan kebun pepaya bukan berarti tanpa tantangan. Hama seperti kutu putih atau penyakit layu fusarium bisa mengancam. Di sinilah pentingnya pengelolaan kebun yang berkelanjutan, termasuk rotasi tanaman, penggunaan pestisida nabati, dan pemangkasan teratur untuk menjaga sirkulasi udara di antara pohon.

Selain faktor hama, cuaca juga menjadi tantangan. Kekeringan berkepanjangan atau hujan terus-menerus dapat memengaruhi pertumbuhan pepaya. Sistem irigasi yang tepat dan penanaman tanaman penutup tanah bisa menjadi solusi. Dengan perencanaan yang matang, kebun pepaya dapat bertahan menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu.

Kebun pepaya yang subur tidak hanya bermanfaat bagi pemiliknya, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Tenaga kerja untuk pemeliharaan, panen, hingga distribusi dapat menyerap banyak orang. Dengan begitu, kebun pepaya juga berperan dalam membuka lapangan pekerjaan dan meng 

Pangkep 16 Agustusan 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |