Kediri - Pasca dengan viralnya video momen mengharukan dari para siswa SMK PGRI 1 Kediri sukses menyentuh hati warganet.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Tiktok @telo2ewunan dan hingga Senin (4/8/2025) telah ditonton lebih dari 2, 6 juta kali.
Saat awak media mendatangi langsung di SMK PGRI 1 Kediri disambut hangat oleh Kepala SMK PGRI 1 Kediri Yuliawati melalui Waka Humas Dwi Okrin Riyanto, ST. di ruangannya, Selasa (5/8/2025) 10.00 WIB.
Kondisi di sekolah masih kegiatan belajar mengajar berada di gedung A lantai 2 ruang 3.A jurusan Teknik Sepeda Motor.1 (TSM.1). Usai mengikuti pembelajaran siswa saat dikonfirmasi terkait viralnya video yang menyentuh hati netizen tersebut.
Enggar Wahyu Nicholaes Saputro (16) asal Desa Manyaran Kecamatan Banyakan kelas X.TSM.1 menceritakan selama menjalani kegiatan pembelajaran kurang lebih dua minggu di sekolah hubungan dengan teman-teman yang saya rasakan persaudaraan sangat dekat sekali.
"Meskipun, baru kenal dua minggu sudah sangat dekat dan akrab dengan semua teman-teman di kelas, yang membuat kagum rasa saling tolong menolong kuat sekali, " ujar Enggar yang ayahnya bekerja sebagai buruh harian mencetak genteng.
Melihat Aksi kepedulian dan rasa tolong menolong teman sekelas memberikan bungkusan tas hitam berisikan sepatu baru. Enggar menuturkan saya sama sekali tidak menyangka diberi kejutan sama teman-teman sekelas, kalau diberi sepatu baru.
"Awalnya pada hari Jumat saya mau ke kantin mau beli nasi bungkus buat dimakan dikelas. Lalu teman saya Zidan menarik saya untuk duduk, sambil membawa kantong berisi kardus yang berisi sepatu. Saya kaget sepatu ini buat siapa ? tanya saya ke Zidan.
Lalu Zidan bilang "Ngar ini dari teman-teman dikasih sepatu untuk sekolah biar lebih semangat, " ujar Zidan.
Trus saya kaget. Aku gak pesen kok mok tukokne piye ? Iki teko cah-cah, ndelok sepatumu gak tego. Ben tambah semangat oleh sekolah cah-cah urunan nukokne sepatu.
Kulo nggeh mboten purun asline, rencang-rencang tetep mekso trus kulo nangis terharu, karena saya baru kali ini diberi sesuatu sama teman-teman. Dan sampai sekarang sepatunya saya pakai tiap hari sekolah, karena sepatu itu pemberian dari teman yang tidak pernah saya lupakan.
Dilanjutkan Wakil Kelas Muhammad Ibnu Faris juga menceritakan kepada awak media bahwa awalnya lihat sepatunya Enggar yang bolong-bolong itu mohon maaf tidak layak pakai.
"Trus saya ada inisiatif mengajak teman-teman buat patungan untuk membelikan sepatu buat Enggar. Dan, kebetulan teman-teman setuju, " ujarnya.
Kemudian, Ibnu mulai hari Rabu mengumpulkan hasil uang patungan dari uang jajan dan terkumpul kurang lebih Rp 200 ribu. Kamis sore dibelikan sepatu di daerah Ngadiluwih. Besok Jumatnya sepatunya dikasihkan Enggar.
Sosok Enggar dimata teman-teman. Ibnu menuturkan bahwa Enggar itu humoris, suka bercanda dan bikin teman-teman tertawa. "Dan, pada saat kegiatan MPLS sudah kenal akrab dengan teman-teman, "ujar Ibnu.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Kelas Rizqi Febri Pratama menceritakan pada saat Ishomah kebetulan Enggar menunaikan sholat biasanya kembali ke kelas belakangan. Saya sampaikan ke teman-teman di kelas minta patungan tiap anak Rp 5.000 semua setuju dengan sejumlah 40 anak. Setelah terkumpul Kamis sore kita belikan sepatu.
Menurut Rizqi sosok Enggar itu anaknya lucu, kadang juga serius. Kalau di kelas bikin suasana lebih hidup tidak mati.
Ia juga menuturkan pada saat masa pengenalan atau MPLS kita sudah mengenal duluan dibanding kelas lain.
"Melihat Enggar sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Jadi ada pepatah bilang 'Tak Kenal Maka Tak Sayang'. Ketika sudah mengenal Enggar lebih jauh kita anggap sebagai satu keluarga, " imbuhnya.
Sementara, Kepala SMK PGRI 1 Kediri Yuliawati, S.Pd., melalui Waka Humas SMK PGRI 1 Kediri Dwi Okrin Riyanto, S.T., menyampaikan terkait viralnya video momen mengharukan dari para siswa kelas X SMK PGRI 1 Kediri sukses menyentuh hati warganet.
Kami mewakili keluarga besar SMK PGRI 1 ikut bangga terhadap siswa kami yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan kebersamaan yang kuat pada saat awal kegiatan pembelajaran berjalan dua Minggu.
Hal ini menunjukkan bahwa selama ini yang kita lakukan mengena di hati siswa. Karena pada saat kegiatan awal tahun ada materi kebersamaan outbond untuk masing-masing kelas. Setelah kegiatan kebersamaan outbond masih dua atau tiga minggu saling berkenalan antar siswa. Hasilnya mereka sudah menunjukkan saling mendukung dan memberikan motivasi antar siswa.
Kegiatan pembelajaran di awal tahun ini menjadikan kado yang terindah buat SMK PGRI 1 Kediri. Pertama, di tahun ajaran baru ini siswa kelas XII meraih juara 1 tentang Lomba Stop Bullying yang dilaksanakan oleh PPA Kota Kediri.
Kedua, terkait viralnya video momen mengharukan dari para siswa kelas X melakukan aksi patungan membelikan sepatu temannya yang menyentuh hati warganet.
Okrin juga menghimbau kepada seluruh pelajar dimanapun anda berada baik SD, SMP, SMA dan SMK yang saat ini melihat pemberitaan yang kurang baik di media sosial maupun berita-berita yang lain. Tolong kalau bisa dihindari jangan dilakukan karena sangat merugikan diri sendiri, teman dan sekolahan.
"Alhamdulillah di SMK PGRI 1 tidak mengenal yang namanya bullying. Justru yang ada saling kerjasama, memberikan dukungan, motivasi dan ikut membangun menjaga diri sendiri, teman, keluarga dan menjaga sekolahan masing-masing. Mari kita hindari perbuatan bullying baik verbal maupun non verbal, " imbuhnya.