JULUKOMA - Pagi itu, suasana di Kampung Julukoma tampak berbeda. Bukan hanya deru burung cenderawasih yang menyambut hari, tetapi juga suara riuh cangkul, sapu, dan tawa yang berpadu dalam satu semangat: gotong royong. Personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau bersama warga setempat bergandengan tangan melakukan karya bakti membersihkan lingkungan Gereja Julukoma, rumah ibadah yang menjadi pusat kehidupan rohani masyarakat di kampung perbatasan tersebut. Minggu (31/08/2025).
Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Sertu Riski Ahmad, yang bersama rekan-rekannya dari Pos Julukoma menyingsingkan lengan baju, tak segan berbaur dengan warga. Rumput liar yang menutupi halaman gereja dicabut, sampah diangkut, dan pekarangan rumah Tuhan itu kembali rapi serta asri. Sejenak, loreng prajurit dan pakaian sederhana warga melebur dalam keringat kebersamaan, menegaskan bahwa di hadapan panggilan hati, semua adalah satu keluarga.
Danpos Julukoma, Letda Inf Dismas, menegaskan bahwa karya bakti ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan wujud nyata kepedulian TNI terhadap masyarakat.
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk menjaga perbatasan, tetapi juga untuk menjadi bagian dari masyarakat Julukoma. Lewat karya bakti, kami ingin menumbuhkan kembali semangat gotong royong dan mempererat hubungan emosional antara prajurit dan warga. Inilah bentuk pengabdian kami yang sesungguhnya, ” ujarnya.
Ucapan terima kasih mengalir tulus dari warga. Bapak Derku, salah satu tokoh masyarakat Julukoma, mengungkapkan rasa syukurnya dengan mata berbinar.
“Kami sangat bersyukur atas kepedulian bapak-bapak TNI. Mereka bukan hanya menjaga keamanan kampung kami, tetapi juga membantu membersihkan gereja. Kehadiran mereka membuat kami merasa aman sekaligus diperhatikan, ” katanya dengan nada haru.
Apresiasi tinggi juga datang dari Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menilai karya bakti tersebut sebagai bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat.
“Karya bakti ini mencerminkan hati nurani prajurit yang tulus mengabdi. TNI harus selalu hadir sebagai solusi bagi masyarakat. Kegiatan sederhana seperti ini justru memperlihatkan bahwa kemanunggalan TNI-Rakyat bukan hanya slogan, tetapi napas pengabdian yang hidup dalam keseharian prajurit di lapangan, ” tegasnya.
Bagi masyarakat Julukoma, kegiatan ini lebih dari sekadar membersihkan gereja. Ia adalah simbol persaudaraan, bahwa di tanah perbatasan yang penuh tantangan, selalu ada ruang untuk kebersamaan dan kasih sayang. Sementara bagi Satgas Yonif 732/Banau, karya bakti ini menjadi pengingat bahwa senjata mereka bukan hanya laras yang menjaga kedaulatan, tetapi juga sapu, cangkul, dan tangan yang siap mengulurkan bantuan.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono