JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan fondasi krusial untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Di tengah lanskap global yang terus berubah, dipicu oleh kemajuan teknologi pesat, kebangkitan kecerdasan buatan (AI), dan derasnya arus informasi digital, bangsa Indonesia dituntut untuk melahirkan generasi yang tidak hanya tajam secara intelektual, melainkan juga kaya akan kecerdasan emosional dan spiritual.
"Di dunia yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, kita bisa menjadi korban dari teknologi, bahkan budak dari teknologi itu sendiri. Karena itu, nilai, prinsip, serta kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual harus menjadi pegangan utama generasi muda, " ujar AHY, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2025).
Pernyataan ini disampaikan AHY saat menorehkan orasi kebangsaan pada acara penting Wisuda dan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Ari Ginanjar (UAG) dan ESQ Business School, yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (10/9).
AHY menekankan bahwa kekayaan sumber daya alam semata tidaklah cukup untuk menjamin keunggulan bangsa. Sebaliknya, kualitas, produktivitas, dan daya saing SDM yang tinggi menjadi penentu utama lompatan besar bangsa di masa depan. Ia melihat potensi besar dalam populasi Indonesia yang mencapai 280 juta jiwa, dengan 70 persen di antaranya berada dalam usia produktif.
"Indonesia memiliki populasi 280 juta jiwa, dengan 70 persen berada pada usia produktif. Demographic window ini hanya terbuka dalam periode terbatas, " jelas AHY.
"Jangan sampai peluang emas ini terlewat, karena di situlah kunci transformasi menuju Indonesia Emas 2045, " sambungnya.
Dalam momen tersebut, AHY tak lupa memberikan apresiasi mendalam kepada Dr Ari Ginanjar, pendiri UAG sekaligus tokoh pendidikan yang dihormati, atas dedikasinya dalam membentuk generasi bangsa melalui pendekatan holistik pengembangan IQ, EQ, dan SQ.
AHY juga berpesan kepada para wisudawan dan mahasiswa baru untuk menjadikan proses belajar sebagai perjalanan seumur hidup. Ia mendorong mereka untuk terus mengasah kemampuan diri dan memberikan kontribusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Hidup adalah universitas yang abadi. Gelar penting, tapi lebih penting lagi bagaimana ilmu dan pengalaman kita memberi manfaat bagi bangsa dan negara, " tegas AHY.
Lebih lanjut, AHY menggarisbawahi bahwa pembangunan bangsa tidak hanya terbatas pada infrastruktur fisik, tetapi esensinya terletak pada pengembangan manusia. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama.
"Pembangunan jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya pada akhirnya adalah jembatan untuk pembangunan manusia. People first development, " ungkap AHY.
"Masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air, dari perkotaan hingga daerah perbatasan, harus mendapat perhatian yang sama, " sambungnya.
AHY juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan keharmonisan dalam dinamika demokrasi yang kerap diwarnai perbedaan. Ia menekankan perlunya terus membuka ruang dialog yang sehat demi menerjemahkan aspirasi rakyat menjadi kebijakan yang solutif dan berpihak.
Kepada para wisudawan, mahasiswa baru, serta seluruh civitas akademika UAG, AHY menitipkan harapan besar agar mereka senantiasa mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter kuat, berintegritas tinggi, dan memiliki daya saing global.
"Indonesia 2045 hanya tinggal 20 tahun lagi. Mari kita songsong dengan optimisme, " kata AHY.
"Bangun SDM unggul, kokohkan persatuan, dan hadirkan kepemimpinan yang berlandaskan IQ, EQ, dan SQ. Inilah kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, " sambungnya. (Demokrat)