Danantara Investasi Besar Sektor Kesehatan Indonesia, Fokus 3 Area Strategis

1 week ago 7

JAKARTA – Potensi besar di sektor kesehatan Indonesia kini menjadi bidikan investasi serius dari Danantara Indonesia. Managing Director Investment Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwidjaja, dengan tegas menyatakan pandangannya bahwa kesehatan bukan beban biaya, melainkan fondasi investasi strategis bagi kemajuan bangsa.

"Dan salah satu pesan penting yang ingin saya tekankan adalah, kesehatan bukanlah biaya, melainkan investasi. Mari kita bersama-sama membangun sektor ini, mengingat peluang besar yang ada di pasar, " ujar Stefanus dalam acara InterSystems Asia Healthcare Summit 2025 di Jakarta, Selasa (3/9/2025).

Angka-angka berbicara, membuka mata akan besarnya peluang investasi di tanah air. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, bahkan dunia, Indonesia masih tertinggal dalam jumlah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Per tahun 2024, Indonesia baru memiliki sekira 1.070 rumah sakit, kontras dengan Filipina yang mencapai 1.753 unit. Lebih jauh lagi, rasio pengeluaran kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun belum menyentuh angka 3 persen, mengindikasikan ruang tumbuh yang sangat luas.

Serius dalam komitmennya, Danantara akan memfokuskan investasinya pada tiga pilar utama: layanan kesehatan, manufaktur, serta inovasi dan teknologi di bidang kesehatan.

Stefanus menyoroti bahwa penetrasi rumah sakit, klinik, dan berbagai saluran layanan kesehatan di Indonesia masih perlu digenjot untuk menyamai standar negara lain. Oleh karena itu, Danantara berencana memperkuat aset-aset yang sudah ada, termasuk jaringan rumah sakit milik Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Aset strategis seperti Bali International Hospital di Sanur dan jaringan Kimia Farma Diagnostic yang membawahi hampir 400 klinik serta 100 fasilitas diagnostik, akan menjadi prioritas penguatan.

"Jadi, kami sebenarnya sudah memiliki dua aset besar. Bahkan, kedua aset ini, seluruh jaringan rumah sakit IHC termasuk Bali, merupakan jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia, " terangnya.

Di sektor manufaktur, Danantara menggarisbawahi pentingnya pembangunan pabrik-pabrik strategis, termasuk fasilitas pengolahan plasma darah. Pengalaman pahit manis selama pandemi COVID-19 membuktikan betapa vitalnya produk turunan plasma dalam menyelamatkan nyawa banyak orang.

Lebih lanjut, Danantara juga berkomitmen untuk mendorong investasi di bidang inovasi kesehatan, mencakup bioteknologi dan pengembangan vaksin. Langkah ini krusial untuk membangun ekosistem kesehatan Indonesia yang lebih kuat, tangguh, dan mandiri.

"Harapannya, kami juga dapat berinvestasi dan terus meningkatkan ekosistem kesehatan secara keseluruhan, baik dalam hal inovasi, bioteknologi, vaksin, dan sebagainya, " terangnya.

Salah satu mahakarya yang digagas Danantara adalah pembangunan rumah sakit berkelas internasional di Sanur, Bali. Fasilitas dengan kapasitas 250 tempat tidur ini akan menggandeng mitra global terkemuka, seperti Mayo Clinic, Heart Center untuk penanganan jantung, serta fasilitas diagnostik mutakhir.

"Kami ingin membangun fasilitas kesehatan dan rumah sakit berkelas dunia di Indonesia, yang bisa bersaing dengan yang ada di Singapura, Malaysia, maupun Thailand. Karena itu, saya sangat mendorong Anda semua, alih-alih pergi ke Singapura atau Malaysia untuk medical check-up, atau ke Penang, lebih baik datang ke Bali, ke Sanur, lakukan check-up di sana, dan sekaligus menikmati Bali, " pungkasnya. (Danantara)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |