MAMERE - Di sebuah kampung terpencil di perbatasan Indonesia–Papua Nugini, bendera Merah Putih berkibar dengan gagah di langit biru. Namun, yang lebih berharga dari itu adalah semangat nasionalisme yang perlahan tumbuh di hati anak-anak Kampung Mamere, Distrik Mamire. Semangat itu ditanamkan bukan lewat pidato panjang, melainkan melalui tawa, permainan, dan lagu kebangsaan yang diajarkan langsung oleh prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau.
Pagi itu, Jumat (5/9/2025), Pos Jenggeren seketika berubah menjadi ruang kelas darurat. Meja sederhana dan papan seadanya menjadi alat belajar, sementara suara lantang anak-anak memecah keheningan kampung. Dipandu oleh Serda Jimmy dan beberapa rekannya, para prajurit dengan sabar memperkenalkan berhitung dasar. Angka-angka yang biasanya membingungkan kini berubah menjadi permainan seru. Senyum lebar menghiasi wajah anak-anak yang antusias mengikuti arahan “kakak-kakak tentara” mereka.
Namun, bukan hanya angka yang diajarkan. Nada patriotisme turut bergema. Lagu-lagu nasional seperti Garuda Pancasila dan Satu Nusa Satu Bangsa dinyanyikan bersama. Setiap bait bukan sekadar nyanyian, melainkan penegasan identitas bahwa mereka adalah anak bangsa, bagian dari Indonesia yang besar.
“Anak-anak di perbatasan adalah masa depan Indonesia di ujung terdepan. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan kecintaan mereka pada tanah air sejak dini, sekaligus memberi stimulasi pendidikan yang masih terbatas di sini, ” jelas Danpos Jenggeren, Lettu Inf Mahfud Tanamal, yang memimpin jalannya kegiatan.
Bagi warga setempat, momen ini terasa istimewa. Seorang tokoh masyarakat mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam.
“Kami sangat senang. Selama ini anak-anak kami hanya bermain tanpa arah. Sekarang mereka belajar sambil bermain dengan cara yang menyenangkan. Apalagi mereka diajarkan lagu-lagu Indonesia, itu membuat kami merasa lebih dekat dengan negara ini, ” tuturnya haru.
Kegiatan sederhana ini mendapat apresiasi dari jajaran komando atas. Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa pengabdian prajurit di perbatasan bukan hanya soal menjaga teritorial, tetapi juga membangun jiwa generasi muda.
“Apa yang dilakukan Satgas Yonif 732/Banau adalah bukti semangat ‘TNI Bersama Rakyat’. Lagu-lagu nasional dan pelajaran berhitung sederhana adalah benih yang akan tumbuh menjadi kecintaan pada bangsa. Masa depan Indonesia ada di tangan mereka, dan tugas kami memastikan benih itu tumbuh dengan baik, ” ujarnya.
Di Mamere, prajurit TNI membuktikan bahwa pos penjagaan perbatasan bisa berubah menjadi ruang kelas penuh tawa. Mereka menunjukkan bahwa nasionalisme tidak hanya diajarkan lewat doktrin, tetapi bisa tumbuh dari nada lagu, angka sederhana, dan perhatian tulus kepada anak-anak.
Di ujung negeri, jauh dari hiruk pikuk kota, lahir generasi kecil yang mulai mencintai merah putih. Semua itu berawal dari tangan-tangan prajurit yang tidak hanya mengabdi untuk kedaulatan, tetapi juga untuk hati rakyatnya.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono