JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan tersebut mencatat deflasi sebesar 0, 08%. Rasanya lega ya, ketika kita melihat harga-harga barang justru sedikit menurun setelah beberapa bulan terakhir terasa ada kenaikan.
Namun, jika dilihat secara tahunan atau year on year, gambaran sedikit berbeda. Inflasi tercatat sebesar 2, 31%. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan harga bulanan, secara keseluruhan dalam setahun terakhir, harga rata-rata barang dan jasa masih mengalami kenaikan.
"Agustus deflasi 0, 08%, " ungkap Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Senin (1/9/2025). Pernyataan ini tentu menjadi sorotan, mengingat proyeksi pasar yang sempat berbeda.
Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun oleh Jurnalis Nasional Indonesia dari 10 institusi memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami kenaikan atau inflasi bulanan sebesar 0, 09%. Angka ini, meski tipis, menunjukkan adanya ekspektasi pasar terhadap sedikit kenaikan harga.
Lebih lanjut, secara tahunan, para analis memprediksi inflasi akan menyentuh angka 2, 49%. Sementara itu, inflasi inti yang mencerminkan pergerakan harga yang lebih stabil dan fundamental, diperkirakan berada di angka 2, 3% secara tahunan. Angka-angka prediksi ini tentu menjadi tolok ukur bagaimana para pelaku pasar melihat kondisi ekonomi saat itu.
Perlu kita ingat kembali, pada bulan sebelumnya, Juli 2025, kita sempat merasakan lonjakan inflasi yang cukup signifikan. Saat itu, inflasi tercatat sebesar 0, 30% secara bulanan (month to month/mtm) dan 2, 37% secara tahunan (year on year/yoy). Inflasi inti pun tidak mau kalah, menembus angka 2, 37%. Perbandingan ini memberikan gambaran betapa dinamisnya pergerakan harga barang dan jasa di negara kita. (Klik BPS)