Dylan Field: DO Muda Jadi Miliarder, Ikuti Jejak Zuckerberg!

1 month ago 18

TEKNOLOGI - Dunia teknologi kembali dikejutkan dengan kemunculan seorang miliarder muda yang mengikuti jejak fenomenal Mark Zuckerberg. Jika pendiri Meta itu dikenal sebagai mahasiswa drop out (DO) yang sukses mendunia, kini giliran Dylan Field, co-founder dan CEO Figma, yang mencuri perhatian. Dengan kekayaan mencapai US$6, 6 miliar (Rp108 triliun), Field membuktikan bahwa jalan kesuksesan tidak selalu harus melewati bangku kuliah.

Pekan lalu, mata dunia tertuju pada debut Figma di bursa New York (NYSE). Saham perusahaan desain aplikasi berbasis web ini melonjak lebih dari tiga kali lipat, dari harga penawaran US$33 menjadi US$85 pada perdagangan perdananya, Kamis (31/7). Bahkan, sempat menyentuh angka US$112 sebelum akhirnya ditutup pada US$115, 50. Lonjakan ini mendongkrak kapitalisasi pasar Figma menjadi lebih dari US$71 miliar (Rp1.164 triliun) pada Jumat (1/8).

Kesamaan dengan Zuckerberg

Selain sama-sama berstatus DO, Field dan Zuckerberg memiliki mentor yang sama: Peter Thiel. Zuckerberg menerima suntikan dana pertama dari Thiel pada 2004, sebelum akhirnya memutuskan keluar dari Harvard untuk fokus membangun Facebook. Sementara Field, pada tahun yang sama dengan IPO Facebook (2012), bergabung dengan Thiel Fellowship, sebuah program yang memberikan pendanaan kepada anak muda yang ingin membangun startup inovatif.

Field merupakan bagian dari batch kedua Thiel Fellowship. Sebelum fokus membangun Figma, ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Brown selama 2, 5 tahun.

Sosok yang Rendah Hati

Meski memiliki cerita yang mirip dengan Zuckerberg, Field digambarkan sebagai sosok yang berbeda. Joshua Browder, CEO startup layanan legal DoNotPay dan mantan peserta Thiel Fellowship, bahkan menyebutnya sebagai miliarder paling rendah hati yang pernah ia temui.

"Sejauh ini, Dylan adalah miliarder paling rendah hati yang pernah saya temui, " kata Joshua Browder.

IPO Figma yang menggemparkan ini tidak hanya menandai peningkatan valuasi yang signifikan bagi perusahaan, tetapi juga menjadi angin segar bagi Silicon Valley, yang mengalami kelangkaan IPO besar sejak pasar anjlok pada awal 2022.

Bagi Field sendiri, pencapaian ini tidak lantas membuatnya jemawa. Ia justru mengingatkan timnya untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang.

"Hal terpenting yang perlu saya ingatkan ke tim saya adalah harga saham adalah momen dalam suatu waktu, " ujar Field dalam acara "Squawk Box" CNBC pada Kamis (31/7).

"Kita akan melihat berbagai macam perilaku, mungkin hari ini, dan selama beberapa minggu ke depan, " ia menuturkan.

Kisah Dylan Field ini menjadi inspirasi bagi para anak muda yang memiliki mimpi besar. Bahwa kesuksesan bisa diraih dengan berbagai cara, asalkan ada kemauan, kerja keras, dan mentor yang tepat. Keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan fokus pada apa yang diyakini, bisa membawa seseorang menuju puncak kesuksesan. (Warta Kampus)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |