BEOGA - Suasana Kampung Dangbet pada Jumat pagi (5/9/2025) tampak berbeda dari biasanya. Di halaman sederhana Pos Dangbet, sekelompok anak-anak dengan wajah penuh antusias duduk rapi, sebagian memegang buku lusuh, sebagian lagi hanya berbekal pensil. Di hadapan mereka berdiri prajurit TNI, bukan dengan senjata, melainkan dengan papan tulis kecil dan senyum tulus. Inilah “Kelas Pintar” yang digagas Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau untuk anak-anak di wilayah perbatasan.
Dipimpin Sertu Adi Utomo, kegiatan kali ini mengusung tema Mengenal Huruf dan Angka. Namun, sebelum pelajaran dimulai, para prajurit terlebih dahulu mengajarkan cara mencuci tangan yang benar sebuah kebiasaan sederhana yang penting untuk menjaga kesehatan anak-anak di daerah terpencil. Tawa ceria pun pecah saat mereka mengikuti setiap instruksi dengan penuh semangat.
Dengan metode belajar sambil bermain, para prajurit mengubah pelajaran yang sering dianggap sulit menjadi pengalaman menyenangkan. Huruf-huruf abjad dan angka-angka dasar diperkenalkan lewat permainan interaktif, membuat anak-anak betah berlama-lama belajar.
“Kami melihat semangat belajar anak-anak di sini sangat tinggi, meski akses bimbingan belajar terbatas. Melalui ‘Kelas Pintar’ ini, kami berusaha mengisi kekosongan itu. Setidaknya mereka bisa mengenal dasar baca, tulis, dan berhitung agar tidak tertinggal, ” tutur Sertu Adi Utomo, yang memimpin jalannya kegiatan.
Bagi para prajurit, mengajar adalah wujud nyata pengabdian di luar tugas utama menjaga kedaulatan. Hal ini ditegaskan oleh Lettu Inf Henry Yanuar Emha, Danpos Dangbet.
“Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Kami di perbatasan tidak ingin anak-anak Papua tertinggal. Dengan membekali mereka ilmu dasar sejak dini, kami berharap bisa memantik semangat mereka untuk terus bersekolah dan meraih cita-cita setinggi-tingginya, ” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Kehadiran Kelas Pintar ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Bapak Amos, salah satu tokoh masyarakat, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Kami sangat bersyukur dengan kepedulian bapak-bapak TNI. Selama ini, kami kesulitan memberikan tambahan pelajaran kepada anak-anak. Dengan adanya mereka, anak-anak jadi lebih semangat belajar. Mereka bukan hanya mendapat ilmu, tapi juga disiplin dan kebersamaan, ” katanya dengan mata berbinar.
Di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan di pedalaman Papua, Kelas Pintar yang diinisiasi prajurit Satgas Yonif 732/Banau menjadi oase harapan. Dari pos penjagaan yang biasanya identik dengan patroli dan senjata, kini lahir ruang kelas penuh canda dan ilmu.
Kisah ini membuktikan, di garis perbatasan sekalipun, pengabdian prajurit TNI tak hanya soal menjaga tanah air, tetapi juga merawat masa depan anak-anak bangsa. Sebab di balik seragam loreng, tersimpan tekad tulus: mengajar dengan hati, demi lahirnya generasi emas Indonesia dari ujung timur.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)