Loreng dan Senyum Kecil Ayata: Prajurit Marinir Satgas Pamtas Borong Hati Anak Papua Lewat Makan Bersama

2 days ago 4

PAPUA BARAT DAYA - Di sebuah sore yang hangat di Kampung Ayata, tawa riang anak-anak berpadu dengan keakraban prajurit berseragam loreng. Hidangan sederhana tersaji di atas meja panjang Pos Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY. Namun lebih dari sekadar makanan, pertemuan ini adalah perjamuan hati, tempat di mana rasa kebersamaan tumbuh subur di tengah perbatasan.

Personel Satgas tampak akrab duduk berjejer bersama anak-anak kampung. Sambil menyuapkan nasi dan lauk pauk, mereka sesekali bercanda, membuat anak-anak tertawa lepas. Kehangatan itu mencairkan batas antara aparat dan warga, menghadirkan suasana keluarga di tengah tugas penjagaan negara.

Bukan Sekadar Makan Bersama

Menurut Danpos Ayata, kegiatan ini memiliki makna lebih dalam.

“Ini bukan sekadar makan bersama. Kami ingin anak-anak di Kampung Ayata merasa nyaman dengan kehadiran prajurit. Mereka bagian dari kami, bagian dari Indonesia. Kehadiran kami di sini bukan hanya untuk menjaga batas, tetapi juga menjaga hati masyarakat, ” ujarnya. Senin (01/09/2025).

Di meja makan sederhana itu, tersirat pesan kebersamaan yang kuat. Prajurit dan anak-anak duduk setara, berbagi makanan tanpa jarak. Sebuah simbol bahwa TNI hadir bukan untuk ditakuti, melainkan untuk merangkul dan mendampingi.

Warga Sambut dengan Hangat

Masyarakat Ayata pun menyambut kegiatan ini dengan penuh apresiasi. Kehadiran Satgas yang mengundang anak-anak makan bersama di Pos dianggap mampu mempererat hubungan emosional. Orang tua merasa senang melihat anak-anak mereka mendapat perhatian lebih, sementara anak-anak sendiri terlihat bangga bisa makan bersama para prajurit yang mereka kagumi.

“Kami senang sekali, anak-anak jadi lebih dekat dengan Bapak TNI. Mereka tidak takut lagi, malah gembira kalau diajak ke Pos. Ini membuat kami merasa benar-benar diperhatikan, ” ungkap salah seorang warga.

TNI Hadir dengan Wajah Humanis

Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa di balik loreng Malvines dan disiplin militer, para prajurit TNI memiliki wajah humanis yang tulus. Makan bersama menjadi cara sederhana untuk membangun jembatan hati, menumbuhkan rasa percaya, dan mempererat persaudaraan antara Marinir dan masyarakat Papua.

Bagi anak-anak Ayata, momen ini akan menjadi kenangan berharga. Mereka tidak hanya mengenal prajurit sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sebagai sahabat yang hadir untuk berbagi tawa, cerita, dan kasih sayang.

(PenSatgas Yonif 10 Marinir SBY)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |