OPM Rampas Uang Bansos di Deiyai, Warga Kian Mantap Tolak Kehadiran Kelompok Bersenjata

5 days ago 9

DEIYAI - Harapan masyarakat Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, untuk menikmati bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah, pupus seketika. Alih-alih bisa membeli kebutuhan pokok dan biaya sekolah anak, uang bansos itu justru dirampas secara paksa oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Peristiwa memilukan ini terjadi pekan ini. Sejumlah warga yang baru saja menerima bantuan dihadang oleh sekelompok orang bersenjata. Dengan ancaman, mereka dipaksa menyerahkan uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Aksi itu menambah panjang catatan kejahatan OPM yang ironisnya justru menyengsarakan rakyat Papua sendiri.

Kecaman dari Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat Deiyai, Petrus Goo, mengecam keras tindakan tidak manusiawi tersebut. Ia menilai OPM sudah semakin melenceng jauh dari klaim perjuangan yang selama ini mereka suarakan.

“Bantuan sosial itu untuk orang kecil, untuk mama-mama dan anak-anak supaya bisa hidup lebih baik. Tapi OPM malah rampas. Ini bukti bahwa mereka tidak pernah pikirkan rakyat, hanya pikir kepentingan kelompok, ” tegas Petrus, Jumat (12/9/2025).

Senada dengan itu, tokoh pemuda setempat Yafet Dogopia menilai kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa OPM tidak pernah membawa manfaat bagi masyarakat.

“Bansos itu hak rakyat. Kalau sudah dirampas, bagaimana masyarakat bisa hidup tenang? OPM hanya bikin rakyat susah. Karena itu, kami pemuda siap bekerja sama dengan aparat untuk usir mereka dari kampung, ” ujarnya lantang.

Rakyat Hidup dalam Trauma

Selain kerugian materi, aksi perampasan ini juga menimbulkan ketakutan mendalam bagi warga. Beberapa penerima bantuan mengaku trauma dan khawatir untuk kembali mengambil bansos pada penyaluran berikutnya. Padahal, bansos tersebut merupakan program pemerintah yang dirancang untuk membantu masyarakat Papua memenuhi kebutuhan dasar mereka, mulai dari pangan hingga pendidikan.

Ketakutan ini sekaligus menunjukkan dampak nyata ulah OPM yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga merusak rasa aman masyarakat di tanah sendiri.

Masyarakat Bersatu Tolak OPM

Rentetan aksi kriminal ini membuat suara penolakan terhadap OPM semakin lantang terdengar. Masyarakat Deiyai mulai sadar bahwa kelompok bersenjata tersebut tidak pernah memperjuangkan kepentingan rakyat, melainkan hanya menghadirkan penderitaan.

Kini, warga bersama tokoh adat, tokoh pemuda, dan aparat keamanan berkomitmen untuk menjaga wilayah mereka agar tetap kondusif. Tekad yang sama muncul: memastikan program pemerintah benar-benar sampai kepada rakyat yang berhak tanpa diganggu kelompok bersenjata.

“Cukup sudah penderitaan yang dibuat OPM. Kami ingin hidup damai, bisa sekolah, bisa kerja, dan bisa merasakan pembangunan yang dibawa pemerintah, ” tutur salah seorang warga penuh harap.

(APK/Redaksi)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |