Pernyataan Mengejutkan Sebby Sambom: SDM Papua Belum Siap Merdeka, Tokoh Masyarakat Balik Menyindir OPM

2 weeks ago 12

JAYAPURA - Jagat perbincangan di Papua kembali memanas setelah juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, melontarkan pernyataan kontroversial. Dalam sebuah rekaman yang beredar luas, Sebby menyebut bahwa sumber daya manusia (SDM) Papua tidak akan pernah siap jika berdiri sebagai negara merdeka. Ucapan itu sontak menimbulkan pro dan kontra, bahkan dinilai menampar perjuangan yang selama ini dikibarkan OPM.

“SDM Papua tidak pernah siap jika Papua merdeka. Kita masih jauh dari standar negara modern. Tanpa dukungan luar negeri, sulit membayangkan Papua bisa berdiri sendiri, ” kata Sebby dalam rekaman tersebut, Selasa (2/9/2025).

Pernyataan itu dianggap ironis karena datang dari mulut tokoh yang selama ini gencar mendorong kemerdekaan Papua. Sebby secara terang-terangan mengakui bahwa ketidakmampuan SDM Papua menjadi alasan utama perjuangan separatis selalu menemui jalan buntu. Ia menyinggung ketertinggalan generasi muda Papua dalam pendidikan, kesehatan, hingga penguasaan teknologi.

Tak butuh waktu lama, ucapan Sebby memicu respons keras dari tokoh adat hingga pemuka agama di tanah Papua. Kepala Suku Besar Meepago, Melkias Keya, menilai pernyataan itu justru mengonfirmasi kontradiksi di tubuh OPM sendiri. Menurutnya, jika benar OPM mengakui bahwa SDM Papua belum siap, maka pilihan yang rasional bukanlah perlawanan bersenjata, melainkan memperkuat pembangunan bersama negara.

“Kalau memang SDM Papua dianggap belum siap, berarti kita harus fokus membangun pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan bersama pemerintah. Bukan dengan jalan konflik bersenjata yang justru merusak masa depan anak-anak Papua, ” tegas Melkias.

Sementara itu, tokoh gereja di Jayapura, Pdt. Samuel Tabuni, menyatakan bahwa masyarakat Papua sudah lelah dengan polemik yang tiada habisnya. Menurutnya, isu kemerdekaan kerap hanya menyisakan luka dan penderitaan bagi rakyat kecil. “Rakyat ingin damai, ingin sekolah, ingin berobat dengan tenang, dan ingin hidup sejahtera. Pertanyaan sekarang: siapa yang menanggung derita ketika pembangunan terhambat karena konflik? Tentu masyarakat Papua sendiri, ” ujarnya.

Reaksi serupa juga muncul dari kalangan pemuda. Mereka menilai pernyataan Sebby justru membuka mata publik bahwa konflik bersenjata bukanlah jalan keluar. Sebaliknya, pembangunan manusia Papua melalui pendidikan, kesehatan, dan penguatan ekonomi adalah fondasi utama menuju masa depan yang lebih baik.

Polemik ini menjadi catatan penting bahwa perjuangan yang digembar-gemborkan OPM semakin kehilangan arah. Alih-alih memperkuat semangat perlawanan, ucapan Sebby Sambom justru menimbulkan keraguan di kalangan pendukungnya. Masyarakat kini semakin yakin bahwa jalan damai dan pembangunan adalah solusi nyata untuk membawa Papua keluar dari ketertinggalan.

(APK/ Jurnalis.id )

Read Entire Article
Karya | Politics | | |