BEOGA - Di balik heningnya pegunungan Beoga, sebuah pemandangan hangat terjadi di Kampung Jampul pada Rabu (3/9/2025). Anak-anak duduk bersila di tanah lapang, mata mereka berbinar penuh antusias. Bukan guru biasa yang berdiri di hadapan mereka, melainkan prajurit loreng Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau dari Pos Jampul.
Dengan suara lantang namun ramah, Letda Inf Djemmy memimpin kegiatan belajar bahasa Indonesia. Di sampingnya, prajurit lain membantu anak-anak mengeja kata, menghitung angka, hingga menyanyikan lagu sederhana. Metode interaktif ini membuat suasana belajar terasa riang, seakan permainan yang menyenangkan.
Bagi anak-anak Kampung Jampul, kesempatan ini begitu berharga. Akses pendidikan yang terbatas membuat mereka jarang mendapat bimbingan terstruktur. Karena itu, hadirnya TNI sebagai guru dadakan memberi semangat baru. “Program mengajar ini adalah upaya kami untuk mendukung pendidikan anak-anak perbatasan. Bahasa Indonesia adalah kunci bagi mereka untuk menimba ilmu lebih luas dan membuka masa depan yang lebih baik, ” ujar Letda Inf Djemmy penuh keyakinan.
Keceriaan terlihat jelas. Anak-anak tertawa ketika salah satu prajurit dengan sabar mengulang huruf-huruf yang keliru dieja. Beberapa bahkan malu-malu ketika diminta maju ke depan untuk berhitung. Namun lambat laun, rasa canggung berganti dengan kepercayaan diri.
Mama Wenda, salah satu orang tua, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. “Kami senang sekali ada bapak-bapak TNI yang mau mengajar anak-anak kami. Selama ini kami kesulitan untuk mengajari mereka bahasa Indonesia yang baik. Terima kasih banyak, semoga anak-anak jadi lebih pandai dan berani bicara, ” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Lebih dari sekadar kegiatan belajar, apa yang dilakukan prajurit Satgas Yonif 732/Banau adalah bentuk nyata pengabdian TNI untuk masyarakat Papua. Mereka hadir tidak hanya sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sahabat, pengajar, dan motivator bagi generasi muda.
Kegiatan seperti ini akan terus digelar secara berkesinambungan. Satgas Yonif 732/Banau meyakini, membangun Papua tidak hanya soal infrastruktur dan keamanan, tetapi juga tentang mencerdaskan anak-anaknya. Dari kosakata sederhana, hitungan angka, hingga lagu kebangsaan yang dinyanyikan bersama, lahirlah harapan baru: anak-anak Jampul siap menatap masa depan dengan percaya diri.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)